Bantuan Terus Mengalir untuk Hernowo dan Kamilah, Suami Istri Asal Kulon Progo yang Menginspirasi
Lebih dari 400 donatur dari seluruh negeri memberi sumbangan bagi Hernowo dan Kamilah
Editor: Wahid Nurdin
Keteguhan hati itulah yang membuat Wahyu nyaris tidak pernah membolos.
“(Tidak masuk sekolah) nek sakit sedoyo (bahasa jawa: kalau sakit semua),” kata Kamilah di suatu waktu.
Usia senja bukan penghalang. Wahyu dengan kekurangannya tetap disayang.
Wahyu merupakan anak yang lahir setelah penantian 8 tahun pernikahan mereka.
Kamilah bahkan pernah keguguran dua kali sebelum mengandung Wahyu.
Ketika mengetahui anaknya cacat mental, mereka segera memasukkan Wahyu ke SLB.
Ketiganya naik di satu sepeda bersama-sama ke sekolah setiap hari.
Kamilah beralasan, Wahyu tidak bisa dibiarkan sendirian di boncengan karena mentalnya yang tertinggal.
“Bocah iki (ini) tidak bisa ditinggal. Ini bisa tidur di sepeda,” kata Kamilah.
Sepeda jenis ontel berwarna hijau pudar itu merupakan kendaraan utama di kehidupan mereka.
Sepeda itu berjasa bukan hanya untuk mengantar Wahyu, tetapi juga untuk membawa daun pisang dan daun pepaya untuk dijual, hingga mengangkut rumput pakan kambing yang mereka pelihara.
Keteguhan hati keduanya membuat Wahyu mulai mengalami banyak kemajuan.
Usia Wahyu memang beranjak dewasa.
Dia terlambat dalam segala hal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.