Pemkab Jembrana Uji Lab 17 Produk Ikan Kaleng yang Beredar di Pasaran
Petugas Dinas Koperindag Pemkab Jembrana sidak belasan toko dan swalayan di Kabupaten Jembrana guna memonitor produk ikan kalengan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JEMBRANA - Petugas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Pemkab Jembrana sidak belasan toko dan swalayan di Kabupaten Jembrana guna memonitor produk-produk ikan kalengan yang beredar di pasaran, Senin (2/4/2018).
Bahkan, 17 produk ikan kalengan akhirnya diuji laboratorium guna memastikan ada tidaknya dugaan cacing di dalamnya.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali kemarin, sidak produk ikan kalengan dengan menyasar belasan toko dan swalayan di setiap kecamatan di Jembrana berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita.
Dari monitoring tersebut, kebanyakan toko dan swalayan yang disasar sudah menarik sendiri produk makarel kalengan sesuai daftar merk makarel yang dirilis oleh BPOM.
Baca: Oknum Polisi Merampok Bersama Dua Temannya Lalu Foya-foya di Tempat Hiburan Malam
Namun ada juga toko yang masih menjual sejumlah produk makarel kalengan, sehingga diberikan pemahaman oleh petugas.
"Langsung ditarik. Saya kontak supplier, dan diberitahu bahwa yang jenis makarel kaleng saja yang ditarik. Tapi untuk sarden kaleng masih bisa dijual," ungkap Budi Antara, seorang karyawan Swalayan Rahayu ketika ditanyai oleh petugas dalam sidak kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperindag Pemkab Jembrana, I Made Gede Budhiarta mengatakan dari 27 merk makarel atau sarden kaleng yang dirilis oleh BPOM, 5 merk di antaranya diketahui beredar di Kabupaten Jembrana.
Pihaknya kemudian membeli 17 kaleng makarel dan sarden kalengan dari 5 merk dagang tersebut untuk dilakukan pengamatan secara langsung.
Baca: Cantiknya Istri Kepala Desa di Lhokseumawe Jadi Viral, Tamat Riwayat Anak Muda
Hal ini bertujuan untuk memastikan 5 merk makarel dan sarden kalengan yang beredar di Jembrana tersebut aman untuk dikonsumsi warga.
Dari 5 merk dagang produk ikan kalengan tersebut, 2 di antaranya diketahui diproduksi di pabrik pengalengan ikan yang berada di Desa Pengambengan dan Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara.
Sedangkan, 3 lainnya diketahui diproduksi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Namun, kata dia, berdasarkan pemeriksaan langsung yang dilakukan pihaknya terhadap 17 kaleng makarel dan sarden tak ditemukan adanya cacing secara kasat mata.
Hanya saja, satu merk makarel dan sarden yang diproduksi di luar Jembrana dicurigai mengandung cacing yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Jembrana.
Baca: Gatot Nurmantyo Langsung Terbang ke London Setelah Resmi Pensiun
Sebanyak 5 kaleng (besar dan kecil) dari satu di antara merk makarel kaleng dan sarden tersebut kemudian dibawa ke Dinkes Pemkab Jembrana dan 12 kaleng.
Sisanya disantap bersama-sama guna memastikan keamanan dari cacing tersebut.
"Kami masih menunggu hasil uji lab dari Dinkes dan kami harapkan masyarakat tidak perlu khawatir dengan informasi yang beredar selama ini. Apapun hasilnya nanti, kami akan bersurat kepada pabrik yang memproduksi ikan kaleng ini. Termasuk toko atau swalayan untuk menarik produk-produk ini sehingga tidak sampai membahayakan konsumen," tandas Budhiarta ketika ditemui Senin kemarin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.