Selamat! Kota Bogor Jadi Terpopuler di Media Tahun 2017
Pada PRIA 2018 Kota Bogor meraih anugerah sebagai Kota Terpopuler di Media Tahun 2017.
Editor: Content Writer
Menutup bulan Maret 2018, Pemerintah Kota Bogor mendapat kabar baik. Pada ajang Public Relation Indonesia Award (PRIA) 2018 yang berlangsung di Surabaya, Kota Bogor meraih anugerah sebagai Kota Terpopuler di Media Tahun 2017.
Predikat itu disematkan berdasarkan hasil monitoring terhadap lembaga pemerintah dan korporasi yang memiliki eksposur tinggi di media cetak sepanjang Januari hingga Desember 2017.
Monitoring dilakukan oleh Isentia, sebuah perusahaan media monitoring terkemuka di Jakarta yang memiliki jaringan di sejumlah negara Asia Pasifik. Lembaga inilah yang diajak bekerjasama oleh Majalah Public Relation Indonesia (PR Indonesia) selaku penyelenggara PRIA Award 2018, untuk meriset pemberitaan berbagai lembaga pemerintah dan korporasi .
Pada ajang tersebut, Kota Bogor memang bukan satu-satunya kota yang terpopuler. Di kategori pemerintah kota, ada 14 kota lainnya. Diantaranya Kota Batam, Kota Surabaya, Kota Bandung, Kota Denpasar dan sebagainya.
Anugrah terpopuler juga diberikan kepada 15 pemerintah kabupaten. Termasuk Pemerintah Kabupaten Bogor, serta 10 pemerintah provinsi. Termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Untuk dapat memberikan predikat sebagai Kota, Kabupaten dan Provinsi Terpopuler di Media, Insentia telah melakukan monitoring berita terhadap pemberitaan di 174 media cetak yang terbit dan beredar di seluruh Indonesia. Terdiri dari 110 majalah, 40 suratkabar daerah, dan 24 suratkabar nasional.
Tanpa mengesampingkan potensi pemberitaan negatif yang termuat pada instrumen media monitoring, Insentia juga mencoba menelusuri secara kualitatif mereka yang masuk dalam radar ranking terpopuler.
Sementara itu lebih dari 2.000 perusahaan swasta nasional, multinasional dan perusahaan BUMN, serta ratusan lembaga dan pemerintah daerah masuk dalam mesin monitoring pemberitaan Isentia.
Semua institusi itulah yang menjadi objek pemberitaan di media-media cetak yang dimonitor dan hasilnya diumumkan serentak pada gelaran PRIA 2018.
Menurut Asmono Wikan, Chief Editor Majalah PR Indonesia, bagaimana pun, eksposur pemberitaan yang tinggi terhadap lembaga-lembaga tersebut bisa menandakan dua hal.
“Pertama, karena produktivitas keluaran informasi positif yang memang tinggi, atau yang kedua, lantaran lembaga tersebut sedang mengalami persoalan (krisis). Sehingga wajar jika diberitakan sangat sering oleh pers di tanah air,” katanya.
“Itulah sebabnya, kami mencoba jauh lebih berhati-hati dan teliti dalam menyusun kategori terpopuler tahun ini,” lanjut Asmono yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia.
Di samping itu ada beberapa aspek lain yang mendukung sebuah daerah terekspos di media. Antara lain adanya berbagai kegiatan yang berlangsung di kota atau daerah tersebut dan memiliki nilai berita tinggi, sehingga otomatis banyak media yang mempublikasikannya.
Ajang PR Indonesia Award tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kali, sejak digelar pertama kali tahun 2016.