Dulu Sangat Benci Polisi, Mantan Teroris Tak Menyangka Dibiayai Umrah oleh Pak Kapolres
Tanpa diduga, rezeki datang menghampiri warga Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan ini.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Syaiful Arif, alias Abid (38), mantan teroris yang pernah mendekam di lapas selama 6 tahun, menjadi sosok yang paling beruntung saat ini.
Tanpa diduga, rezeki datang menghampiri warga Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan ini.
Ia berangkat ke tanah suci Mekkah untuk beribadah umrah secara cuma-cuma.
Arif merupkan mantan teroris yang cedera pada kaki kanannya karena ditembus timah panah saat baku tembak dengan polisi di Poso.
Ia berhasil ditangkap dan divonis 6 tahun hukuman oleh PN Poso.
Setelah keluar dan menghirup udara segar, Arif kembali pulang ke kampung halamannya yang juga tanah kelahiran trio bomber, Mukhlas, Amrozi dan Ali Imron.
Pasca kepulangannya, Arif tidak lagi menggalang kekuatan untuk memusuhi pemerintah ataupun polisi.
Baca: Survei KedaiKOPI: TGB Zainul Majdi Paling Religius Dibandingkan Jokowi
Ia kemudian bergabung dengan Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang didirikan mantan kombatan, teroris dan pentolan Jamaah Islamiyah (LI), Ali Fauzi bersama puluhan mantan teroris lainnya.
"Syaiful Arif dulu sangat benci dengan polisi. Dan polisi paling dimusuhinya," kata Ali Fauzi kepada Surya, Minggu (15/4/2018).
Dengan pemahaman yang terus digelindingkan Yayasan LP, Arif semakin sadar dan tidak lagi menganggap polisi sebagai musuh utama baginya.
Kesehariannya, ia isi dengan kegiatan bertani dan menjadi buruh tani, serta kerja serabutan lainnya.
Kondisi Arif sejak kembali ke kampung halaman, tetap menjadi konsentrasi Ali Fauzi.
Baca: Mengintip Kehidupan Perkawinan Campuran WNA-WNI, Suami Bule Terkendala Izin Tinggal
"Jangan sampai kebenciannya pada polisi dulu itu muncul kembali," ungkap Ali Fauzi.
Nyatanya, rezeki Arif berangkat umrah itu juga dibiayai seorang polisi.
Awalnya, Ali Fauzi enggan membeber siapa sebenarnya yang memberangkatkan Arif.
"Orangnya tidak mau diwawancarai oleh awak pers," kata Ali Fauzi.
Tapi karena ini dinilai Ali Fauzi sebagai amalan yang baik dan syiar Islam, ia memberanikan diri untuk membeberkannya.
Ternyata, yang memberangkatkan Arif adalah Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung.
Baca: Cuaca Panas dan Terik di Bali Terjadi Akibat Gerak Semu Matahari
Ali Fauzi memaklumi kalau Feby tidak bersedia ditemui wartawan terkait pemberitaan ini.
"Saya pastikan, Pak Kapolres mungkin takut riya alias takut amalannya gugur karena ingin dipuji orang," ungkap Ali Fauzi.
Bagi Ali Fauzi ini syiar Islam dan yang melaksanakan adalah publik figur yang boleh saja diungkap agar kebaikannya menjadi contoh bagi polisi atau kapolres lainnya.
"Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah di tengah-tengah para mantan teroris yang juga manusia," ungkapnya.
Arif yang hingga kini masih kerap merasakan sakit pada kaki kanannya karena masih ada sisa serpihan-serpihan peluru setelah dioperasi diberangkatkan Kapolres Lamongan lewat Biro Umrah dan Haji, Zam-Zam.
Baca: Survei KedaiKOPI: Rizieq Shihab, Aa Gym, TGB Zainul Majdi Pemimpin Umat Islam
Secara simbolis penyerahan segala keperluan atau perbekalan ibadah umrah, seperti koper, tas, pakaian ihram, paspor telah diserahkan Kapolres Feby, Sabtu (14/4/2018) sore.
Bagi Manz--ianggilan Ali Fauzi saat menjadi panglima di medan perang Mindanao--secara spesifik ia telah meminta izin dengan berbagai alasan syar'i untuk boleh menyampaikannya.
"Sekali lagi ini syiar Islam dan kebaikan yang bisa diteladani. Apa yang saya sampaikan ini juga untuk kepentingan syiar," tandasnya.
Selain Arif, seorang pengasuh salah satu ponpes di Kedungmegarih Kecamatan Kembangbahu Lamongan, Isa Anshori juga diberangkatkan Feby.