Satgas Pangan Bakal Turun Pantau Pergerakan Harga Komoditas Jelang Ramadan
Pemantauan secara gabungan akan dilaksanakan dua pekan menjelang memasuki bulan Ramadhan yang diprediksi jatuh Pada pertengahan bulan Mei nanti
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Tim Satgas Pangan rencananya turun memantau pergerakan harga sejumlah komoditas yang beredar di pasar tradisional di Bulungan dalam waktu dekat.
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bulungan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad Fachry yang notabene juga menjadi bagian dari Tim Satgas Pangan Kabupaten Bulungan menjelaskan, pemantauan secara gabungan akan dilaksanakan dua pekan menjelang memasuki bulan Ramadhan yang diprediksi jatuh Pada pertengahan bulan Mei nanti.
"Sebetulnya tiap hari kita pantau. Anggota di lapangan tiap hari melaporkan pergerakan harga. Tetapi sampai saat ini semuanya masih normal. Nanti dua minggu jelang Ramadhan baru kita turun bersama Disperindakop dan Bulog," kata Kapolres Bulungan disua Tribun, Selasa (17/4/2018).
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Kapolres. Yang paling utama adalah kelancaran distribusi pasokan komoditas dari luar daerah seperti ayam, bawang, dan sayuran lainnya.
"Jika distribusinya tersendat, otomatis akan berpengaruh terhadap pasar. Stok barang sedikit, harga akan naik," ujarnya.
Tim Satgas Pangan juga mengantisipasi adanya penimbunan sembako. Kapolres menegaskan, akan menindak tegas oknum pengusaha yang melakukan penimbunan. Hal itu katanya, cenderung membuat susah masyarakat dalam mendapatkan barang kebutuhanya.
"Jangan sampai ada pedagang yang memanfaatkan momen Ramadhan. Konsumen harus mendapatkan barang kebutuhannya dengan mudah," sebutnya.
Jajaran Polres Bulungan juga akan menghalau peredaran daging alana asal India yang dipasok dari Tawau, Malaysia. Pengalaman beberapa kali Polres Bulungan berhasil menggagalkan daging alana beredar di masyarakat.
"Kalau bisa yang diperdagangkan adalah daging dari Bulog. Bukan daging alana yang higienitas dan gizinya belum tentu terjamin. Termasuk juga barang-barang dari Malaysia seperti sosis dan lainnya itu kita pantau apakah layak diedar, layak dikonsumsi, dan apakah ada izinnya atau tidak," sebutnya. (Wil)
Attachments area
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.