Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Observasi Kompol Fahrizal Tidak Perlu Dilakukan, Ini Alasannya

Gangguan jiwa seperti anti-social personality disorder, atau yang orang awam kenal sebagai psikopat, mungkin tidak terdeteksi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Observasi Kompol Fahrizal Tidak Perlu Dilakukan, Ini Alasannya
Tribun Medan
Kompol Fahrizal 

"Para psikopat juga sering digambarkan sebagai seorang yang cerdas dan memiliki penampilan yang menarik. Akan tetapi di balik daya tariknya itu, mereka sering bersikap manipulatif dan impulsif sehingga tidak mampu menahan dorongannya," katanya.

Menurutnya polisi merupakan salah satu pekerjaan yang penuh tekanan (stressful), terlebih ketika mereka banyak berhubungan dengan para kriminal. Kondisi psikologis mereka seringkali menjadi labil karena perasaan tidak aman akibat pekerjaannya yang seringkali berisiko tinggi.

Kondisi ini seringkali diperparah ketika ada masalah internal dalam kehidupannya.

Ketika membahas kemungkinan adanya masalah kejiwaan yang melatarbelakangi maka perlu dilihat beberapa aspek seperti faktor predisposisi (sebelum kejadian seperti kepribadian pelaku dan peristiwa-peristiwa yang stressful sebelumnya).

Selanjutnya, dilihat juga apa yang menjadi faktor pencetusnya (trigger).

Baca: Luka Bakar Parah, Dua Korban Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Dirujuk ke Medan

Seringkali seseorang yang memendam kemarahan tertentu kemudian melampiaskan secara tidak tepat.

Berita Rekomendasi

Mereka mungkin melakukan displacement yaitu melampiaskan kemarahannya pada orang yang salah.

Misalnya, kemarahan mungkin ditujukan pada sang ibu, namun ketika dihalang-halangi oleh adik iparnya sehingga kemarahan diarahkan pada orang yang ada dihadapannya.

Mereka yang membawa senjata api seringkali memiliki perasaan berkuasa dan kebal alias merasa dirinya superior.

Jadi, mereka yang memiliki senjata api, seharusnya dilakukan pemeriksaan psikologis secara berkala, minimal enam bulan sekali. Mereka yang sedang dalam masalah atau labil secara emosional seharusnya ditarik hak atas penggunaan senjata api.

Setelah melakukan kejahatan yang menghabiskan nyawa orang lain, seringkali seseorang mengalami fase mati rasa (numbness) sebagai reaksi shock atas kejadian tersebut. Mereka kemudian terlihat menjadi linglung.

Fase selanjutnya yang sering menyertai adalah kemarahan. Pelaku mungkin akan berusaha untuk melukai dirinya atau orang lain. Dalam axis 5 dari DSM (Diagnostic and Statistical Manualfor Mental Disorder).

Ketika seseorang sudah memiliki keinginan untuk melukai dirinya sendiri maupun orang lain maka mereka sudah dalam kategori yang membahayakan sehingga perlu dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas