Manus Dikeroyok hingga Tewas Gara-gara Telepon Genggam
Polisi telah melakukan autopsi terhadap jenazah Manus Bahari (27), korban pengeroyokan delapan orang yang menyebabkannya meninggal dunia.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Polisi telah melakukan autopsi terhadap jenazah Manus Bahari (27), korban pengeroyokan delapan orang yang menyebabkannya meninggal dunia.
Autopsi ini untuk mengetahui secara pasti, apa penyebab kematian Manus.
"Kalau memang karena pukulan, pukulan di bagian mana yang berakibat fatal," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Mustijat Priyambodo.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Mustijat Priyambodo mengatakan, ada dua titik pendarahan yang berakibat fatal pada korban.
Namun Mustijat enggan memaparkan, karena menjadi hak dokter forensik.
"Saya akan sampaikan kalau sudah ada hasil resmi dari dokter forensik," tambah Mustijat.
Dari pengakuan para pelaku, Manus dipukuli secara bergantian.
Baca: Mengenal Agnes Olyvia Maryadi, Siswi Peraih Nilai UN Peringkat Kedua Tertinggi se-Jatim
Bagian yang benyak mendapat pukulan adalah kepala.
Karena pukulan yang diterimanya, Manus sempat jatuh terduduk.
Pada saat posisi duduk di tanah, ada pelaku yang menendang di bagian ulu hati.
Tendangan itu yang menyebabkan Manus tersungkur.
"Pengakuan para pelaku ini akan kami sinkronkan dengan hasil autopsi. Yang jelas ada pendarahan dalam," tegas Mustijat.
Beberapa bagian tubuh Manus juga diambil sampel untuk dibawa ke laboratorium forensik.
Sampel ini untuk memastikan kemungkinan faktor lain yang memicu kematian Manus.
Sebab ada jeda waktu tiga jam dari saat pengeroyokan hingga Manus meninggal dunia.
Baca: Calon Wakil Wali Kota Makassar Andi Rachmatika Dewi Ternyata Keturunan Raja Bone ke-13
"Semua kan harus diteliti, termasuk uji toksologi," kata dia.
Manus Bahari (27) dijemput Mahfud Zakarya Fauzi (20) pada Kamis (3/5/2018) malam, dengan alasan menyelesaikan urusan telepon genggam.
Sebelumnya Manus memang ditengarai mencuri telepon genggam milik Mahfud.
Manus dibawa ke persawahan Kelurahan Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung.
Di lokasi ini ternyata sudah sudah menunggu tujuh orang teman Mahfud.
Manus kemudian dipukuli hingga babak belur.
Jumat (4/5/2018) dini hari Manus diantar pulang.
Tiga jam kemudian Manus meninggal dunia. (David Yohanes)