Cerita Sedih Kemenakan Korban Bom, 16 Mencari-cari, Saat Jasad Ditemukan Malah Enggan Melihat
Ia mengaku sempat merasakan lantai rumahnya bergetar. Namun ia tidak berpikiran getaran tersebut akibat ledakan bom.
Editor: Hendra Gunawan
Mereka baru yakin ketika menemukan di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Meski ciri-ciri sesuai, pihak rumah sakit tetap hanya memberikan 99 persen kepastian, karena wajah tantenya sudah terlalu hancur untuk diidentifikasi.
“Mereka tidak mau memastikan 100 persen, karena wajah tante saya sudah sangat melepuh. Tubuhnya hangus. Adik saya yang berani melihat, saya tidak,” katanya, dengan suara bergetar.
Pihak rumah sakit baru memberikan kepastian identitas jenazah pada pukul 01.00 WIB dini hari, setelah sekitar 16 jam dia mencari kepastian.
Akhirnya jenazah dibawa ke Rumah Duka Adi Jasa.
Menurut L, tantenya memang selalu melaksanakan misa sendirian pada Minggu pagi.
Karena ia memiliki sakit maag, ia akan segera kembali ke rumah seusai misa untuk sarapan.
“Makanya saya kemarin juga membatin, kok tumben belum pulang,” imbuhnya.
L sendiri tidak ingin memberikan statement apapun soal kejadian pengeboman gereja yang mencabut nyawa tantenya.
Ia merasa persoalan ini sensitif sekali, sehingga ia harus berhati-hati dalam berbicara.
“Ya bagaimana lagi, ini sudah menyangkut topik yang sensitif sekali yaitu agama. Kami tidak berani sembarangan berbicara,” tegasnya.
Jenazah Go Derbin Ariesta akan dikremasi pada hari Rabu, (16/5/2018).
Upacara dimulai pukul 09.30 WIB, dan diberangkatkan ke Krematorium Eka Praya Surabaya pukul 10.00 WIB. (Surya/Del)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Menyayat Hati 16 Jam Cari Tante Korban Bom di GPPS Arjuno, Saat Ketemu Malah Tak Tega,