Tak Dibelikan HP, Agung Nekat Bakar Rumah Orangtuanya
Tak hanya cacian, nitizen juga banyak yang iba atas peristiwa yang menimpa Gumbrek (50), bapak dari Agung yang hanya seorang petani.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Ulah Agung (16), seorang anak lelaki yang tega membakar rumah orangtuanya gara-gara tidak segera dibelikan ponsel menjadi viral di media sosial.
Beberapa nitizen mengunggah foto peristiwa seorang anak lelaki asal Dusun Krajan, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, membakar rumah orangtuanya. Banyak nitizen yang mengutuk ulah Agung tersebut.
"Cilik digedekne lora ae di gendong, di obatne, gede ra bantu wong tuo malah gae nelongso wong tuo. Sokoe saiki turu neng omah tembok. Anak kok durhaka.
(Kecil dibesarkan lalu kalau sakit saja digendong untuk diobatkan. Setelah besar tidak bantu orangtua malah membuat susah. Sekarang rasakan tidur di rumah tembok (penjara). Anak kok durhaka)," tulis Desta Azza dalam bahasa jawa mengomentari postingan Winarto.
Tak hanya cacian, nitizen juga banyak yang iba atas peristiwa yang menimpa Gumbrek (50), bapak dari Agung yang hanya seorang petani.
"Semoga anaknya segera tobat dan orangtuanya tabah dan sabar," tulis Chana Indra.
Sementara itu, Kapolsek Jambon AKP Djoko Winarto membenarkan peristiwa tersebut.
"Motifnya anaknya minta handphone, tetapi belum dibelikan lalu marah hingga membakar rumah milik orangtuanya sendiri," ujar Djoko saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (19/5/2018).
Djoko menjelaskan, peristiwa itu bermula saat Agung marah kepada bapaknya gara -gara belum diberikan ponsel, Jumat (18/5/2018) siang. Saat itu, orangtuanya sudah menyanggupi. Namun, baru akan dibelikan setelah Lebaran.
Tak sabar menunggu hingga Lebaran, Agung melampiaskan kemarahannya dengan membakar rumah.
Ia membakar dengan kayu bakar mulai dari dapur yang berada di bagian belakang hingga merambat ke bagian tengah rumah.
Api cepat memberanguskan sebagian rumah karena terbuat dari kayu. Api berhasil dipadamkan oleh warga bersama polisi dan tentara. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Orangtua, nenek dan saudara pelaku selamat dari amukan api.
"Ibu kandung pelaku tidak ada di rumah karena sedang merantau bekerja di Surabaya," ujar Djoko.