Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi akan Cek Kejiwaan Pendeta Pembunuh Anak Angkat Sekaligus Jemaatnya

AKP Ruzi menyebut pemeriksaan terhadap Pendeta Henderson ini diperkirakan memakan waktu lama

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Polisi akan Cek Kejiwaan Pendeta Pembunuh Anak Angkat Sekaligus Jemaatnya
Tribun Medan
Pendeta Henderson, pelaku pembunuhan Rosalia Siahaan di kamar mandi gereja Sidang Roh kudus Indonesia (GSRI) di Dusun XII, Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, kemarin, Kamis (31/5/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pendeta Henderson Sembiring Kembaren (54 tahun), tersangka kasus pembunuhan atas korbannya Rosalia Cici Siahaan (21), masih mendekam di sel tahanan Polres Deliserdang.

Tersangka menjalani  pemeriksaan intensif atas kasus pembunuhan sadis yang menjeratnya.

Henderson disebut-sebut punya hubungan gelap dengan wanita yang sudah dijadikan anak angkatnya tersebut.

Sempat menjalani pemeriksaan, entah mengapa, Henderson di kantor polisi ketakutan.

Dia tidak berani ditinggal seorang diri, sekalipun oleh petugas.

"Takutnya itu kalau ditinggal sebentar aja sama penyidik, dia langsung bilang 'pak-pak tolong jangan pergi dulu. Sini ajalah, tolonglah saya'," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Deliserdang, AKP Ruzi Gusman kepada Harian Tribun Medan/daring Tribun-Medan.com, Jumat (1/6/2018).

AKP Ruzi menyebut pemeriksaan terhadap Pendeta Henderson ini diperkirakan memakan waktu lama.

Berita Rekomendasi

Perkara seperti ini harus dipemeriksa secara mendetail.

Baca: Pendeta Henderson Pelaku Pembunuhan Rosalia Sosok Cemburuan, Ketakutan saat Diperiksa Penyidik

Agar suasana kebatinan tersangka tidak semakin terganggu, polisi melarang orang lain, termasuk keluarganya menemuinya.

"Ini kan kasus besar. Kami mau cek juga kejiwaannya. Kalau punya gangguan jiwa, tidak sepertinya. Tapi kami masih terus dalamilah keterangan yang dia berikan," kata AKP Ruzi.

Pendeta pada Gereja Sidang Rohulkudus Indonesia (GSRI) itu diduga menjadi pelaku pembunuhan terhadap Rosalia, anak angkat sekaligus jemaatnya.

Sehari pascakejadian, penyidik telah menemukan fakta-fakta baru.

Antara Rosalia dan pendeta terjadil hubungan cinta terlarang yang sudah berlangsung selama empat tahun.  

"Kami belum tau apakah pada saat kejadian korban ini diperkosa atau tidak. Karena memang ada hubungan asmara sebenarnya mereka. Katanya sudah empat tahun, tapi ini masih kami dalami karena masih dari keterangan dia saja kan," ujar Ruzi.

Pendeta Henderson dan Rosalia diduga menjain hubungan cinta terlarang.

Pendeta sudah beristri, I beru Ginting sementara Rosalia, berstatus lajang.

Keduanya sembunyi-sembunyi menjalani hungan asmara selama empat tahun terakhir.

Selain itu, sejak SMP, Rosalia pun merupakan anak angkat Henderson.

Polisi masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan menganalisis apakah saat itu, Rosalia mengalami perkosa atau tidak.

Baca: Rumah Toko Digerebek, Polisi Amankan 14 Kilogram Sabu di Deliserdang

"Kalau pembunuhan terjadi karena pelaku ini kesal dengan kata-kata kasar yang diucapkan oleh korban, marah pelaku dan naik pitam. Mungkin juga karena cemburu, karena katanya ada pacarnya (Rosalia). Ini masih kami dalami lagi betul tidaknya," kata Ruzi.

Harian ini memberitakan kemarin, polisi menangkap Pendeta Henderson Sembiring Kembaren saat hendak melarikan diri, Kamis (31/5/2018) sore.

Ia diringkus sekitar pukul 16.30 WIB, di kawasan Harjosari Pancurbatu, Deliserdang tanpa perlawanan, berselang sekitar tujuh jam setelah dugaan tindak pidana pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap Rosalia.

Warga menemukan Rosalia sudah tak bernyawa di kamar mandi gereja GSRI yang terletak di Dusun XII, Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Sekitar pukul 10.30 WIB, warga mendengar suara jeritan minta tolong yang bersumber dari bagian belakang gereja.

Di sana terdapat bangunan sekaligus hunian keluarga pendeta.

Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja membenarkan polisi telah menangkap Pendeta Henderson Sembiring Kembaren.

Belakangan diketahui, cairan diduga sperma ditemukan pada kemaluan Rosalia.

"Setelah kami lakukan pengejaran, pelaku berhasil diamankan. Dan saat diintograsi, pelaku mengakui perbuatannya. Sebelumnya, terjadi cekcok antara pelaku dan korban sehingga pelaku emosi dan kehilangan kendali. Pelaku sudah diamankan ke Polres Deli Serdang," ujar AKBP Tatan.

Tidak seorang pun dari pihak keluarga dan orang mengenalnya bahwa Pendeta Henderson tega dan nekat membunuh.

Sebab ia terkenal sebagai orang baik, di mata keluarga maupun tetanggganya di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Kepala Desa Nogo Rejo, Suyono mengatakan selama ini, Henderson ia belum pernah menjelekkan atau mencemarkan nama desa. Sehari-hari ia dikenal sebagai petani karet di lahannya sendiri.

"Ya bagus orangnya, selama ini nggak ada yang aneh-aneh dilakukannya. Sama warga sini belum ada cacatnya lah. Baru kali ini kejadian seperti ini. Saya dan warga lain ya terkejut lah," ujar Suyono.

Hal yang tidak jauh berbeda juga diucapkan Yesi Br Sembiring yang merupakan anak gadis Henderson. Ia mengaku ayahnya itu cukup baik dan rajin beribadah.

"Jangankan minum-minuman, merokok saja dia (Henderson) tidak pernah. Boleh tanya sama warga sini bagaimana orangnya. Orangnya baik tidak pernah buat kecewa (buat malu keluarga selama ini)," kata Yesi.

Yesi sendiri merupakan anak kedua Henderson dan merupakan yang paling bungsu. Henderson mempunyai seorang istri dan dua orang anak.

Rosalia, jemaat sang pendeta juga terkadang tinggal rumah pendeta yang terletak satu kompleks dengan gereja itu.

Ia ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan.

Disekujur tubuhnya terdapat luka-luka. Luka kena gorok senjata tajam pada leher, luka benda tumpul pada bagian kepala.

Pada kemaluannya terdapat sperma, sehingga diduga sebelumnya terjadi hubungan seks, yang belum dapat dipastikan apakah suka sama suka ataukah pemerkosaan.

Penangkapan Henderson hanya berkisar 7 jam lamanya setelah kejadian pembunuhan itu ia lakukan.

Tetti boru Silaban adalah saksi mata, yang juga masih mempunyai hubungan keluarga dengan Rosa. Ialah orang yang pertama sekali menemukan jasad korban di kamar mandi, Kamis (31/5/2018) sekitar pukul 10.30 WIB. (dra)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas