Keluarga Korban Keluhkan Cara Kerja Tim Pencari Korban KM Sinar Bangun
Saking kecewanya, Untung sempat menyampaikan hal itu ke salah seorang petugas yang berada di Pelabuhan Tigaras.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SIMALUNGUN - Sejumlah keluarga korban penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba mengaku kecewa dengan kinerja tim pencari korban di perairan Danau Toba, Rabu (20/6/2018).
Salah seorang di antaranya Untung Sipayung (54), warga Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Keluarga Untung yang ikut tenggelam bersama KM Sinar Bangun yakni Longser Nainggolan dan Ader Nainggolan, keduanya warga Tiga Runggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Untung menyebut, cara kerja tim saat melakukan pencarian korban sangat lambat dan terkesan tidak serius.
"Kami kecewa dengan cara mereka bekerja melakukan pencarian para korban," kata Untung, di Pelabuhan Tigaras, Rabu.
Saking kecewanya, Untung sempat menyampaikan hal itu ke salah seorang petugas yang berada di Pelabuhan Tigaras. Namun, petugas tersebut menurut Untung justru balik menantangnya dengan menyuruhnya ikut terjun ke danau melakukan pencarian para korban.
"Saya malah disuruh buka baju agar ikut masuk ke danau," ujar Untung, merasa kesal.
Pantauan di Pelabuhan Tigaras, Rabu sore, ratusan bahkan ribuan warga memadati Pelabuhan Tigaras, yang menjadi posko utama pencarian korban.
Di sana, banyak petugas dan perangkat seluruh lembaga yang ikut melakukan pencarian seperti dari BPBD, kepolisian, TNI, Basarnas dan Jasa Raharja.
Hingga Rabu malam, tim gabungan baru menemukan 21 korban, tiga yang sudah meninggal dan 18 orang selamat. Satu korban meninggal ditemukan pada Senin (18/6/2018) dan dua lagi pada Rabu (20/6/2018).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Korban Kecewa Cara Kerja Tim Pencari Korban KM Sinar Bangun"