Pengidap Gangguan Jiwa Gantung Diri, Sebelumnya Tiap Hari Lakukan Ini
Purwito sempat mengatakan kepada sang ibu jika dia merasa bersalah karena selama ini hanya merepotkan orangtua
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Pipit Maulidiya
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pria berstatus bujangan itu yang terkenal sebagai pribadi baik dan taat beribadah, Purwito Hariadi (49), pilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam rumah.
Purwito diketahui menderita gangguan jiwa, namun kadang sembuh dan biasa berinteraksi dengan warga tapi juga mengamuk.
Sebelum mengalami gangguan jiwa pada 1995, dia adalah pegawai instalasi listrik.
"Enggak tahu kenapa bisa mengalami gangguan jiwa. Saya habis-habisan menyembuhkan mulai alternatif sampai medis. Padahal seminggu terakhir ini dia tidak kenapa-kenapa, juga tidak mengamuk," kata Kartika (79) sang ibu yang tinggal satu kos dengan korban sambil menyeka air mata, Sabtu (23/6/2018).
Kartika mengaku kaget mengetahui tubuh anaknya tergantung di depan lemari pakaian sekitar pukul 14.00 WIB, dia pun langsung keluar meminta tolong warga.
Adik Purwito nomor tiga yang tinggal di kos tak jauh dari lokasi kejadian pun kaget dan langsung pingsan.
Purwito adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Baca: Pria yang Gantung Diri di Baliho Dimakamkan, Kakak Histeris: Sudah Dibilang Agus Jangan Dilepas!
Semenjak sakit dia tidak lagi bekerja dan tinggal bersama ibu dan dua keponakannya di kosan tersebut.
Selama ini kebutuhan Purwito dan sang ibu ditanggung anak pertama dan sisa warisan.
Meski kondisi Purwito membutuhkan perhatian khusus, tak membuat Kartika menyalahkan keadaan.
Perempuan paruh baya yang terlihat kurus dan rambut panjang memutih ini tampak tegar.
"Seminggu ini kelakuannya sedikit aneh, melihat kalender terus-terusan. Saya tanya 'ngapain sih kamu lihat kalender terus, ada apa?' Tapi dia nggak jawab, diam saja," kata Kartika mulai bercerita.
Kemudian empat hari lalu, Purwito sempat mengatakan kepada sang ibu jika dia merasa bersalah karena selama ini hanya merepotkan orangtua.
"Dia bilang 'aku bingung Buk, nyusahno (menyusahkan) ibu'. Saya jawab, 'lapo (ngapain) susah-susah sing penting (yang penting) bisa makan' saya bilangi gitu. Lalu dia bilang lagi 'aku bien iso nyambut gawe iso ngekei Ibu, saiki mung nyusahno Ibu (aku dulu bisa kerja ngasih ibu uang, sekarang cuma menyusahkan ibu)'," cerita Kartika menirukan perkataan Korban.
Kartika berharap, Tuhan menerima amal ibadah sang putra. Meski kondisinya gangguan jiwa namun selama ini Purwito rajin ibadah dan baik kepadanya.
"Kalau kambuh dia memang mengamuk, pecahin barang-barang. Tapi sebenarnya dia anak yang baik," tutupnya.
Setelah melaporkan penemuan gantung diri Purwito ke 112, BPB Linmas dan Satpol PP, Polisi, serta TNI datang membantu untuk proses evakuasi. Sementara Jenazah langsung dimakamkan di pemakaman sekitar.