Terlibat Saling Tembak, Nyawa Residivis Ini Melayang
Tahu dibuntuti polisi pelaku melakukan perlawanan dengan menembak menggunakan senjata api rakitan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Hendi Wahyudi (24) di dunia kejahatan berhenti di tangan polisi.
Hendi residivis kasus pembegalan ini meregang nyawa setelah timah panas aparat kepolisian bersarang di paha kirinya.
"Tersangka melakukan perlawanan saat kami tangkap," ujar Kapolres Lampung Tengah Ajun Komisaris Besar Slamet Wahyudi, Selasa (10/7).
Slamet Wahyudi menerangkan, petugas ketika itu menguntit Hendi yang berada di Jalinsum Bumi Ratunuban, Senin (9/7), sekitar pukul 23.45 WIB.
Ternyata Hendi mengetahui dirinya sedang dibuntuti aparat kepolisian.
"Kami minta tersangka untuk menyerahkan diri," ujar Slamet Wahyudi.
Bukannya menyerah, Hendi malah menantang polisi. Ia mengeluarkan senjata api rakitan dari balik tubuhnya.
Ditariknya pelatuk lalu dorr! Melesatlah peluru dari dalam magasin menuju arah aparat Satgas Anti Begal.
Dianggap sudah membahayakan nyawa, polisi tidak tinggal diam. Slamet Wahyudi mengatakan, petugas membalas tembakan Hendi.
Peluru aparat kepolisian bersarang di paha kirinya. Tewaslah Hendi akibat kehilangan banyak darah saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Dari tersangka, polisi menyita barang bukti berupa satu pucuk senjata api rakitan, satu amunisi kaliber PS 79 (sudah diletuskan), satu amunisi kaliber pindad 86, satu unit motor Honda Beat tanpa plat, dan satu unit ponsel Nokia.
Hendi diketahui terakhir kali bebas dari penjara pada November 2017. Setidaknya sudah tiga kali ia melakukan pembegalan di Jalinsum Bumi Ratu Nuban. Setiap beraksi, Hendi tak segan-segan meletuskan senjata api rakitannya ke korban.
Seperti yang dialami ST (40), salah seorang korban pembegalan Hendi. ST dibegal oleh komplotan Hendi pada 6 Juli 2018.
Ketika itu ST sedang bekerja di sawah pada siang hari. "Saat itu saya didatangi dua orang dan langsung menodongkan senjata api (senpi). Tak hanya itu, Hendi juga menembakkan senpinya sebanyak dua kali ke udara," kata ST.
Komplotan ini lalu menggasak satu unit sepeda motor merk Honda Supra X Nopol BE 2842 GV warna hitam dan satu unit HP merek Nokia warna merah.