Mahasiswa Asing Dari 7 Negara Ikut KKN Bangun Desa di Mojokerto , Ini Kesan Mereka
Mahasiswa asing dari tujuh negara turut menjadi peserta Community Outreach Program (COP) Universitas Kristen Petra (UK Petra) 2018.
Editor: Sugiyarto
Pembelajaran yang dilakukannya di PAUD lebih cepat selama dua jam dibandingkan ditempatnya yang cukup lama.
Dia bahkan sempat terkesima dengan suasana di ruangan kelas cukup ramai temboknya warna-warni colour full.
Cukup membuatnya surprise lantaran melihat adanya orang tua yang ikut mengantarkan siswa hingga menunggunya sampai pulang.
Kalau di tempatnya (Belanda) orang tua mengantarkan anaknya setelah itu meninggalkannya.
Sariyu (36) kepala sekolah PAUD Tunas Bangsa mengatakan, adanya COP UK Petra ini sangat membantunya untuk lebih mengerti dan fasih berbahasa Inggris.
Dalam program KKN itu memang turut mengedukasi dan melatih guru PAUD untuk mempelajari bahasa Inggris. Bahkan selesai pulang sekolah giliran guru-guru diajari basic bahasa Inggris.
"Kemarin bahasa Inggris-nya tidak fasih setelah ada kakak-kakaknya ini (mahasiswa KKN) jadi ada penambahan menjadi fasih. Tidak hanya siswa saja gurunya juga diajari bahasa Inggris," ungkapnya.
Bangun Pos Kamling
Terkait kegiatan fisik, para peserta COP 2018 bersama-sama membangun pos kamling yang diperuntukkan untuk desa setempat.
Sebagian Kelompok COP lainnya mengecat Masjid desa setempat.
Eriko Sunaga, mahasiswa International Christian University-Jepang tampak membantu membangun pos kamling di desa setempat.
Dia sempat merasakan pengalaman pertama menjadi peserta COP 2018 UK Petra. Dia sempat kesulitan berkomunikasi bersama peserta lain lantaran melibatkan mahasiswa berbagai universitas dari berbagai negara.
"Kesannya, ini adalah pengalaman yang pertama masih terhalang oleh komunikasi," katanya.
Di lokasi lain, kelompok COP 2018 membangun sanitasi berupa toilet umum di Desa Gumeng Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.