Diduga Bangkai Lumba-lumba di Pantai Sidorejo Akibat Gelombang Tinggi dan Cuaca Dingin
"Kemungkinan besar karena suhu perairan sangat dingin. Mati di air lalu terhanyut ke pantai," beber Jaka
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Bangkai lumba-lumba jenis hidung botol di tepi pantai dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Yogyakarta menjadi tontonan warga
Ratusan orang silih berganti mendatangi ikan hanya untuk menyaksikannya.
Baca: Hiu Paus yang Sempat Terjaring Pukat Nelayan di Flores Timur Akhirnya Dilepas
"Penasaran saja karena belum pernah lihat lumba-lumba. Saya ajak anak datang untuk melihat," kata Nisa (22), warga Sidorejo, Senin (6/8/2018).
Nisa mengaku pernah melihat satwa air ukuran besar terdampar serupa lumba-lumba ini.
Sebelumnya, ia dan warga Dukuh Sidorejo ini pernah melihat hiu paus dan hiu hitam. Keduanya terdampar dalam kondisi mati.
"Sudah lama sekali, lupa kapan. Kalau lumba-lumba baru sekali ini," kata Nisa.
Itu pula yang membangkitkan rasa penasarannya untuk melihat. Bangkai lumba-lumba terdampar di pantai Sidorejo, Senin siang.
Jarak pantai ini tidak jauh dari pantai wisata Trisik, hanya terpaut sekitar 100-an meter. Kabar itu cepat memyebar di antara warga di sana.
Mereka berduyun-duyun mendatangi lokasi temuan bangkai. Ketika ditemukan, tubuh lumba-lumba sudah menggembung.
Bau amis dan aroma busuk sudah tercium dari jauh. Kulitnya juga sudah banyak mengelupas. Tidak terlihat bekas luka pada satwa ini.
Koordinator Tim SAR Pantai Trisik, Jaka Samudra memperkirakan, lumba-lumba sudah mati sejak di laut.
"Kemungkinan besar karena suhu perairan sangat dingin. Mati di air lalu terhanyut ke pantai," beber Jaka.
Ia memperkirakan, gelombang tinggi dan cuaca saat ini yang sangat dingin memengaruhi satwa air, termasuk lumba-lumba.
Lumba-lumba memang bukan pemandangan asing bagi warga. Mereka kadang menyaksikan gerombolan lumba-lumba di perairan lepas laut selatan Jawa yang juga berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.