Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Meninggal Kopilot Wayan Sugiarta Sempat Telepon Ibunya, Bilang Kecapaian dan Mau Istirahat

Sejak kecil, Sugiarta di mata sang ibu, Wayan Sugiarta merupakan sosok anak yang penurut dan pekerja keras.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebelum Meninggal Kopilot Wayan Sugiarta Sempat Telepon Ibunya, Bilang Kecapaian dan Mau Istirahat
Kolase Tribun Bali
Istri kopilot Wayan Sugiarta, Komang Sri Maheni (kanan), mendampingi mertuanya yang juga ibu kandung korban, Ni Kadek Nyampuh (kedua kanan), saat dirawat di RS Prima Medika Denpasar, Senin (13/8). Tampak juga ayah korban, I Made Kertiyasa. TRIBUN BALI/HISYAMUDIN/KOLASE 

Satu minggu sebelum kejadian, perasaan Nyampuh sangat gelisah dan penuh ketakutan. Ia menakutkan hal buruk terjadi pada sang anak.

"Sebelum kejadian itu firasat saya sudah tidak enak kaya orang ketakutan. Saya cerita ke anak di rumah, perasaan ibu kok seperti akan terjadi sesuatu yang menakutkan. Mereka (anak-anak) bilang tidak, paling jantung kumat dan disuruh ke dokter," imbuhnya.

Nyampuh sempat melarang Sugiarta bekerja sebagai pilot di Papua, dan menyarankan untuk mencari pekerjaan lain.

Namun Sugiarta tetap teguh pada pilihannya.

"Saya bilang, banyak kejadian pilot ditembak di sana (Papua), kenapa kamu kok senang sekali ke sana? Dia bilang senang di sana karena alamnya masih jernih, dan orang di sana juga baik-baik, dia senang suasana jauh dari keramaian," tuturnya.

Baca: Ketika Prabowo-Sandi Tes Kesehatan, Takut Jarum Suntik, 2 Jam Foto hingga Diminta Dokter Turunkan BB

Sugiarta diketahui baru sebulan berangkat ke Papua, ke tempat kerjanya yang baru di maskapai Dimonim Air.

Jauh sebelumnya, Sugiarta juga pernah bekerja di Papua bersama maskapai Sky Aviation. Sekitar tahun 2016, ia kemudian istirahat dua tahun di Bali.

Berita Rekomendasi

Pemulangan Jenazah
Sementara itu, jenazah Sugiarta bersama tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat Dimonim Air di Gunung Menuk Oksibil sudah tiba di Jayapura, Papua, Senin (13/8/2018) siang.

Keberangkatan delapan jenazah sempat tertunda karena kondisi cuaca di Oksibil yang berkabut.

"Kedelapan jenazah tiba Bandara Sentani Jayapura dibawa menggunakan pesawat Dimonim Air Grand Caravan. Kini disemayamkan sementara di RS Bhayangkara Jayapura untuk dilakukan autopsi," ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ahmad Mustofa, saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon selular, kemarin.

Setelah dilakukan autopsi jenazah akan dipulangkan ke masing-masing daerah asalnya, Selasa (14/8/2018) hari ini.

"Seluruhnya akan dipulangkan besok (hari ini). Untuk Kopilot Wayan Sugiarta akan dipulangkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia, kemungkinan siang hari dan transit terlebih dahulu karena tidak ada penerbangan langsung Jayapura ke Bali," terang Mustofa.

Rencananya, setelah proses serah terima jenazah di bandara, pihak keluarga akan langsung membawa jenazah Sugiarta ke kampung halamannya di Banjar Budakeling, Desa Budakeling, Bebandem, Karangasem.

Proses evakuasi korban pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang jatuh dan ditemukan hancur di Gunung Menuk, Minggu (12/8/2018)
Proses evakuasi korban pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang jatuh dan ditemukan hancur di Gunung Menuk, Minggu (12/8/2018) (KOMPAS.Com/Penerangan Kodam 17 Cenderawasih)

"Untuk upacara pengabenan kami belum tahu karena semua keluarga belum berkumpul. Setelah semua keluarga besar berkumpul baru tentukan hari baiknya," terang istri almarhum, Maheni.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas