Ternyata Kaum Pria Lebih Rentan Mengalami Gangguan Jiwa
Laki-laki mendominasi menjadi pasien di Puskesmas Unggulan Jiwa, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Laki-laki mendominasi menjadi pasien di Puskesmas Unggulan Jiwa, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Di sana, jumlah pasien laki-laki mencapai 80 persen dari total pasien yang dirawat.
Nira Ista Dewi, Kepala Puskesmas Licin, mengatakan, selama enam bulan, hingga Agustus tahun ini, total jumlah pasien rawat jalan dan inap mencapai 1.247 orang.
"Dari jumlah tersebut yang paling banyak adalah pasien laki-laki," kata Nira.
Puskesmas Licin selama ini tidak hanya melayani pasien dari Licin saja, melainkan seluruh wilayah Banyuwangi.
Bahkan banyak pula pasien dari kabupaten sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, dan Bondowoso.
Menurut Nira, secara psikologis perempuan lebih kuat dibandingkan laki-laki. Meskipun secara fisik, laki-laki lebih kuat. Ini karena wanita banyak mengalami hal yang menguatkan psikis mereka.
"Saat masih remaja mengalami mensturasi. Dewasa menikah, hamil, dan melahirkan, itu membuat tekanan psikis yang besar," kata Nira.
Itu yang membuat, wanita lebih kuat secara psikologi dalam menghadapi masalah yang besar.
Nira menjelaskan, lebih banyak pasien yang datang ke kliniknya mengalami skizofrenia.
Skizofrenia adalah merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku.
Kondisi yang biasanya berlangsung lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri.
Gejala yang ditunjukkan pasien skizofrenia di puskesmas tersebut beragam.
Menurut Nira, ada pasien yang karena kecanduan game snake di ponsel keluaran lama, merasa dikejar-kejar ular.
"Ada pasien laki-laki yang karena kecanduan game, berhalusinasi merasa ketakutan dikejar-kejar ular. Selain itu emosinya cepat memuncak, terutama ketika melihat warna merah," kata Nira.
Bagi pasien ini, menurut Nira, harus menjalani terapi, dengan diperbanyak kesibukannya, dan dialihkan perhatiannya.
Selain itu, juga terdapat pasien akibat penyalah gunaan obat-obatan.