Kisah Trenyuh Siswa MAN yang Hidup Sebatang Kara, Kemenag Lamongan Pun Turun Tangan
Bapaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan, disusul ibunya yang meninggal karena sakit jantung. Hafi pun tak memiliki sanak famili.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Masih ingat dengan siswa yang hidup sebatang kara Hafi Drajat Dermawan? Setelah diberitakan, ternyata banyak simpati berdatangan kepada siswa MAN 1 Lamongan itu.
Bahkan terakhir, Kemenag Kabupaten Lamongan memberikan bantuan biaya pendidikan selama satu tahun penuh kepada siswa kelas XII yang hidup sendiri tanpa punya ibu, bapak, dan sanak famili tersebut.
Penyerahan bantuan diberikan langsung Kepala Kemenag RI Kabupaten Lamongan, Sholeh, kepada Hafi Drajat dalam upacara Peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI di halaman kantor Kemenag Lamongan, Jumat (17/8/2018).
“Setelah baca berita kehidupan Hafi, saya trenyuh dan saya langsung mengumpulkan para kasie untuk diajak bicara. Kami sepakat memberi bantuan kepadanya,” ungkap Sholeh AZ usai upacara.
Sekedar diketahui, nasib siswa kelas XII MAN 1 Lamongan Hafi Drajat cukup memprihatinkan. Di tengah masih sekolah, anak ini sudah harus hidup sebatang kara.
Bapaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan, disusul ibunya yang meninggal karena sakit jantung. Hafi pun tak memiliki sanak famili.
“Insyaallah, bantuan yang kami berikan tidak hanya berhenti di sini. Kami akan terus memantau. Bila ada rezeki, maka tidak menutup kemungkinan sampai ke perguruan tinggi. Biar dia (Hafi, Red) juga bisa kuliah,” tegas Sholeh.
Sementara itu, Kasie Pendma Kemenag Kabupaten Lamongan, Abdul Ghofur, menambahkan anak seperti Hafi ini memang patut dbantu.
Dikatakan, Kemenag punya beberapa program yang bisa diarahkan untuk membantu anak-anak seperti Hafi ini seperti program zakat dan beasiswa.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan dan diberikan Kemenag benar-benar bermanfaat,” kata Abdul Ghofur.
Di tempat yang sama, Ketua BPZ Kemenag Kabupaten Lamongan, Suyitno, berharap bantuan yang telah diberikan benar-benar bermanfaat.
Pihaknya berharap, Hafi sudah tidak memikirkan lagi biaya sekolah, sehingga bisa konsentrasi belajar.
“Kami juga punya rencana memberikan modal usaha bagi Hafi, sehingga ada hal produktif untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya,” imbuh Suyitno.
Sepanjang acara penyerahan bantuan berlangsung, para pegawai Kemenag Lamongan silih berganti mendatangi Hafi untuk memberi uang.
Bahkan, ada yang menangis terseduh-seduh karena merasa kasihan melihat nasibnya dan bersedia menjadi ibu angkatnya. Tapi, Hafi menolak halus jadi anak angkat karena enggan meninggalkan rumah.
“Saya nggak tega membiarkan rumah peninggalan orangtua tidak ada yang merawatnya,” dalih Hafi menolak. (Hanif Mashuri)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Trenyuh Kisah Siswa Hafi Drajat Dermawan yang Hidup Sebatang Kara, Kemenag Lamongan Beri Ini,