Karnaval Murid TK di Probolinggo Dikritik, Ini Keterangan Kapolres
Kostum yang dikenakan anak - anak TK ini memang tak pantas dikenakan karena momen dan temannya kemerdekaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Warganet dihebohkan dengan video pawai anak - anak TK di Kota Probolinggo siang ini. Video ini menjadi viral karena dianggap warganet sebagai pawai yang kontroversial.
Wajar saja, anak - anak TK ini mengenakan pakaian serba hitam dan bercadar. Parahnya lagi, masing - masing anak membawa senjata replika warna hitam.
Keberadaan video ini mendapatkan banyak komentar.
Bahkan, banyak pihak yang mengecam anak - anak TK ini tak pantas menampilkan pakaian dan replika senjata warna hitam dalam pawai atau karnaval yang bertujuan menyemarakkan HUT Kemerdekaan ke-73.
Baca: Usai Umumkan Istri Bercadar, Virgoun Last Child Beberkan Kabar Baik Bakal Miliki Anak Kedua
Kostum yang dikenakan anak - anak TK ini memang tak pantas dikenakan karena momen dan temannya kemerdekaan.
Umumnya, anak - anak yang terlibat dalam pawai atau karnaval ini kostumnya unik bisa pakaian adat, daur ulang dan lainnya.
Kapolres Kota Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal menjelaskan, pihaknya sudah mengklarifikasi kondisi ini.
Ia sudah memonitor semuanya. Bahkan, ia sudah memanggil pihak ketua panitia, kepala sekolah TK ini, pihak Kodim 0820, dan lainnya.
Ia menyebutkan, setelah ditelusuri, TK ini adalah TK Kartika 569 atau yang menjadi binaan Kodim 0820 Probolinggo.
Sejatinya, apa yang dilakukan anak - anak TK ini tidak memiliki maksud apa - apa.
"Sudah saya panggil dan mintai keterangan. Kenapa pakai pakaian hitam dan replika senjata ini, mereka mengaku hanya sebatas untuk menghemat biaya. Tidak ada maksud lebih daripada itu," katanya saat dihubungi Surya.co.id.
Ia menjelaskan, pawai anak - anak jika mengenakan kostum pakaian adat, akan dipastikan menelan biaya yang besar. Maka dari itu, pihak sekolah mengusulkan untuk mengenakan pakaian hitam polos.
Dan kebetulan, kata dia, di sekolah mereka, ada replika senjata. Itu tidak terbuat dari bahan dasar yang membahayakan. Jadi aman.
"Ya sudah, akhirnya pihak sekolah menambahkan replika senjata itu ke anak - anak. Itu sangat tidak membahayakan," paparnya.