Fakta Aksi Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya, Belum Kantongi Izin Hingga Terjadi Adu Jotos
Aksi ini sendiri sempat menjadi polemik, mengingat polisi belum memberikan izin kegiatan
Editor: Eko Sutriyanto
"Jangan bikin provokasi di Surabaya, ayo segera bubarkan!," tegas seorang dari kubu kontra aksi tersebut.
8. Akhirnya bubar
Beruntungnya, sejumlah personel Kepolisian dari Brimob, Respati, Sabhara, sampai Provos Polrestabes Surabaya dan Polda Jatim, langsung membubarkan massa yang bersitegang.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, ikut turun ke lokasi untuk membubarkan sejumlah orang yang berkerumun di area depan Gedung DPRD Jatim.
Rudi tampak hadir di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, dia mengerahkan sejumlah personel gabungan dari Sabhara, Brimob, sampai Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Polda Jatim.
Ketika pembubaran tersebut, Rudi nampak mengenakan sebuah pengeras suara.
"Ayo bubar, semuanya menepi, jalan harus dibuka untuk pengendara," teriak Rudi ke arah kerumunan massa, Minggu (26/8/2018).
Ya, akibat hal itu, arus lalu lintas sekitar Jalan Indrapura macet sekitar 200-400 meter ke arah selatan.
Seketika itu juga, massa yang enggan untuk membubarkan diri, dipaksa menepi dan perlahan massa mulai meninggalkan Jalan Indrapura.
9. Polwan kena cakar
Seorang polisi wanita (Polwan) menjadi korban para peserta aksi Deklarasi #2019GantiPresiden.
Polwan bernama Bripda Agis Dwi Andriana yang merupakan anggota unit Reskrim Polsek Bubutan, terkena cakaran ibu-ibu saat aksi Deklarasi #2019GantiPresiden.
Sekitar pukul 07.25 WIB, Agis dicakar oleh seorang ibu yang mengenakan hijab dan berkaus #2019GantiPresiden.
Dari video yang diunggah TribunJatim.com, terlihat jelas bekas luka yang diderita Agis di bagian pipi kiri, tepatnya di bawah kelopak matanya.
Luka yang dideritanya terlihat masih memerah, ada darah yang mengering.
"Sudah tidak apa-apa kok, ini hanya luka kecil," tutur wanita yang akan menikah pada 1 September 2018 itu.