Fakta Aksi Deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya, Belum Kantongi Izin Hingga Terjadi Adu Jotos
Aksi ini sendiri sempat menjadi polemik, mengingat polisi belum memberikan izin kegiatan
Editor: Eko Sutriyanto
3. Massa Sempat Bergeser
Sesuai rencana awal, aksi ini digelar dengan long march mengitari kawasan Tugu Pahlawan, sambil meneriakkan yel-yel serta lagu mereka, "2019 Ganti Presiden".
Dari Tugu Pahlawan, massa lalu bergeser ke Jalan Kemayoran karena diminta polisi membubarkan diri.
Tepatnya, massa bergeser ke depan masjid atau di depan Kantor DPRD Jawa Timur.
Peserta aksi memang menggelar kegiatan tanpa mengantongi izin dari Kepolisian.
"Saya minta bapak-bapak dan ibu-ibu membubarkan diri. Ini adalah perintah dari Kapolrestabes Surabaya. Kami pihak Kepolisian akan mengawal bapak-ibu pulang ke rumah masing-masing," kata polisi.
Namun, massa yang jumlahnya semakin banyak menolak bubar bahkan menyebar di seluruh jalan, sehingga lalu lintas di daerah tersebut terhambat.
"Tolong utamakan kepentingan warga, bapak dan ibu yang menghambat arus lalu lintas. Jadi kami minta untuk segera membubarkan diri."
"Kalau tidak, kami dapat membubarkan secara paksa," ancam pihak Kepolisian.
4. Berujung adu jotos di depan masjid
Meski sebelumnya massa mengklaim mereka tidak akan melakukan hal yang anarkis, Deklarasi #2019GantiPresiden di kawasan Jalan Indrapura, Surabaya, Minggu (26/8/2018), berlangsung panas.
Situasi makin memanas ketika peserta bertemu barisan warga yang menolak dan mencoba membubarkan aksi tersebut.
Kali ini terjadi di sebuah masjid di Jalan Indrapura, yakni Masjid Kemayoran.
Mulanya, massa yang kontra Deklarasi #2019GantiPresiden bersama Banser ini, menegur satu di antara peserta aksi yang belum membubarkan diri di Masjid Kemayoran.