Afrakids Beyond Grateful, Bantu Anak-Anak Difabel dan Kaum Ibu
Melalui sistem bisnis Afrakids, karya anak-anak difabel ini bisa dinikmati banyak orang
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR — Afrakids, perusahaan rintisan (start up) yang memproduksi pakaian serta perlengkapan anak muslim, hari ini secara resmi merilis desain-desain kaos terbaru koleksi tahun 2018 bertemakan Beyond Grateful.
“Beyond Grateful merupakan gerakan sosial yang ingin mengajak masyarakat untuk mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah SWT. Cara mensyukuri itu tak hanya melalui lisan, tetapi juga melalui tindakan nyata di masyarakat,” kata Yosi Yunasha, Chief Executive Officer PT Afra Insan Amanah, perusahaan yang menaungi brand Afrakids di Bogor, Selasa (11/9/2018).
Yosi melanjutkan, landasan dari Afrakids Beyond Grateful itu diambil dari visi dan misi Afrakids yang dirangkum dalam tagline Care & Share.
“Misi didirikannya Afrakids ini ada empat: sosial, spiritual, entepreneurship dan communitiy. Nah, pada gerakan Afrakids Beyond Grateful ini, keempat misi tersebut bisa terwujudkan. Dampaknya, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, maksud dari dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat adalah melalui sistem penjualan kaos koleksi terbaru itu yang banyak melibatkan kaum ibu serta khusus tahun ini, memulai dengan melibatkan juga anak-anak difabel.
Baca: Meriahnya Pawai Obor Ratusan Anak-anak Sambut Tahun Baru Islam di Bogor
“Dalam launching Beyond Grateful ini, kami mengadakan acara menggambar untuk anak-anak difabel. Karya anak-anak ini akan dibuat menjadi merchandisedan kami bantu pasarkan melalui sistem bisnis kami," kata Romi Yuslakh, Head of Retention PT Afra Insan Amanah.
Romi yakin anak-anak difabel bisa menghasilkan karya-karya produktif.
Melalui sistem bisnis Afrakids, karya anak-anak difabel ini bisa dinikmati banyak orang.
"Seluruh keuntungan dari penjualan merchandise akan disalurkan ke yayasan tempat anak-anak difabel ini bernaung,” katanya.
Lebih detail Romi menjelaskan, dalam pemasaran produk-produk Afrakids tersebut selama ini menggunakan sistem Bazarafra.
Sistem ini merupakan saluran pemasaran yang bekerjasama dengan para ibu, baik yang full di rumah atau bekerja di kantor, ingin mencari penghasilan tambahan untuk keluarganya.
“Namun yang ibu-ibu cari ini bukan hanya uang. Mereka membutuhkan kesempatan untuk bisa produktif, berkembang, sekaligus menyebarkan nilai-nilai Islam,” jelas Romi.
Sejak dimulai lima tahun lalu, sudah ada 2.000 agen dan lebih dari 50 ribu reseller yang bergabung dalam bisnis keagenan Bazarafra.
Baca: Banyak Belanja Spanduk dan Kaos, Ekonom Ini Bilang Rupiah Akan Menguat Saat Kampanye Pilpres
Romi Yuslakh menjelaskan, dalam berbisnis, para ibu direkrut untuk kemudian bekali ikutprogram Academy Bazarafra.