Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Karya Dua Seniman Ini Dipamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud

Pelukis hadir dengan tema yang mirip yaitu Budiana dengan tema Whirling, sedangkan Sena mengambil tema Muter Tattwa

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Karya Dua Seniman Ini Dipamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud
ISTIMEWA
Dua seniman Bali, I Ketut Budiana dan Ida Bagus Putu Sena memamerkan karya lukisan di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali mulai Kamis (6/9) lalu hingga Senin (1/10/2018) mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Dua seniman Bali I Ketut Budiana dan Ida Bagus Putu Sena memamerkan karya lukisan  di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali mulai Kamis (6/9) lalu hingga Senin (1/10/2018) mendatang.

Budiana memamerkan tiga lukisan yang masing-masing berukuran sekitar 2 x 3 meter, sedangkan Sena memamerkan lukisan yang memadukan karakter perwayangan dengan nuansa kekinian.

Pelukis hadir dengan tema yang mirip yaitu Budiana dengan tema Whirling, sedangkan Sena mengambil tema Muter Tattwa.

Kurator Seni Jean Couteau, dalam pembukaan pameran mengatakan, kedua seniman memilih secara kebetulan tema yang serupa. Whirling memiliki arti berputar, sedangkan muter tattwa merupakan konsep perputaran bumi yang berakar dari agama Hindu.

"Keduanya sama-sama bertanya tentang posisi manusia dialam semesta ini. Bagaimana pada akhirnya di ujung kehidupan bisa menyatu dengan sang pencipta," katanya.

Maestro Lukis Tanah Air Sidik W Martawidjojo mengatakan, karya keduanya bisa benar-benar disebut  the real art karena karya seni yang dibuat lahir dari sebuah renungan, perjalanan hidup sehingga mengandung filosofi kehidupan yang sangat mendalam.

Baca: Lukisan di Keramik Khas Bali

Karakter lukisan Budiana sangat kuat. Memiliki aura "mistis". Karismatik. Dituangkan dalam bentuk karya yang tidak biasa.

Berita Rekomendasi

Lukisan pertama, Budiana banyak menggunakan warna merah dan paduan oranye kuning yang bernuansa kelahiran yang akan akan menimbulkan rasa sedih dan bahagia.

Lukisan kedua,bercerita tentang kehidupan bahwa ada energi untuk mempertahankan hidup dan  manusia berlomba-lomba mencapai apa yang dia inginkan dalam hidup.

"Tapi tidak lupa saya gambarkan wanita di lukisan ini, sebagai sosok bumi. Ibu pertiwi. Sedangkan sosok pria merupakan simbol air. Air dan bumi bersatu menjadi kehidupan," katanya.

Sedangkan di lukisan ketiganya, dia tidak banyak bermain warna. Hanya ada warna hitam, putih, dan abu-abu.

Sena konsisten memadukan karakter perwayangan dengan nuansa kekinian dan mengganggap tokoh wayang dapat mewakili keadaan dan karakter saat ini.

Baca: 6 Tempat Wisata Paling Anti Mainstream di Ubud Bali, Ada Banyak Spot Foto Menarik di Pasar Lokal

Sena mengaku, akar budaya dan ajaran agama Hindu-lah pijakannya dalam berkarya.

"Kalau saya ingin mempertahankan warisan budaya sendiri. Yang dianggap bagus oleh orang lain, tapi harus keluar dari pakem tradisi. Itu saya tidak mau. Saya bertahan dengan karakter saya. Pertahankan budaya warisan Bali,” imbuh ayah tiga orang anak itu.

Sementara itu, Daniel jusuf, kolektor yang juga sahabat dari Budiana dan Sena merasa bangga bisa membantu menyelenggarakan pameran dan tidak menyangka animo masyarakat bisa sebesar ini untuk melihat kedua karya sahabat saya ini.

"Buat saya ini luar biasa. Memang harus diakui, karya mereka unik, tidak biasa, dan sarat makna. Seniman seperti mereka memang langka," katanya.

Selain banyak yang datang, banyak pula yang mengapresiasi dengan mengirimkan papan bunga yang memberi ucapan selamat, baik dari dalam dan luar negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas