Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Tetap Gelar Ngaben Meski Jasad Gus Maiz Ikut Dikubur Massal di Palu

I Gusti Kade Sukadana memastikan, prosesi ngaben akan tetap dilakukan walau jenazah Guz Maiz dikubur massal di Palu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Keluarga Tetap Gelar Ngaben Meski Jasad Gus Maiz Ikut Dikubur Massal di Palu
Tribun Bali/I Made Ardhiangga
Foto kenangan almarhum Gusti Kade Sukamiarta, di rumah duka di Mendoyo, Jembrana, Minggu (30/9/2018). Sukamiarta alias Gus Maiz turut jadi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. TRIBUN BALI/I MADE ARDHIANGGA 

Gus Sukadana tidak dapat menahan pilu hatinya dengan kejadian itu. Air mata berlinang dari matanya. Terkadang tatapannya kosong, mengingat anak laki-laki tunggalnya itu.

Gus Maiz adalah anak kedua dari dua bersaudara, Gus Maiz lulusan SPN Singaraja tahun 2005, dan langsung bertugas di Palu.

Ia menjadi anggota Satuan Lalu Lintas Polres Palu.
Saat gempa mengguncang dan diikuti tsunami di Palu, korban dikabarkan tengah bertugas untuk pengamanan (PAM) di Festival Palu Nomoni.

"Selama kariernya di polisi, dia sangat perhatian dengan orangtua. Ibunya selalu diperhatikan. Dan, kami tidak ada firasat apapun sebelum kejadian ini," ungkap Gus Sukadana.

Pacar Selamat

Kakak perempuan Gus Maiz, I Gusti Ayu Putu Widiantarini (35), menuturkan, terakhir berkomunikasi lewat telepon dengan adiknya dua hari sebelum kejadian.

Dan kabar meninggalnya Gus Maiz disampaikan pacar adiknya, yang berhasil selamat dan kini berada di pengungsian.

Berita Rekomendasi

"Sempat pacar adik saya telepon kemarin malam (Sabtu malam). Dia bilang kalau adik meninggal. Posisi pacarnya adik di pengungsian, tapi ditelepon lagi tidak bisa," ucap Widiantari, sembari menuturkan pada Selasa besok dijanjikan akan dikasih uang oleh sang adik.

“Tidak biasanya adik mau kasih uang ke saya," sambungnya dengan nada pelan.

Widiantarini mengungkapkan lagi, Gus Maiz biasanya setiap setahun sekali pulang ke Bali. Biasanya setiap Nyepi. Namun, dalam dua tahun belakangan ini tidak pulang.

Gus Maiz selama ini menjadi tulang punggung keluarga, karena orangtuanya hanya bekerja sebagai petani.

"Ibu itu selalu dikirimin uang Rp 1 juta setiap meminta, karena tidak punya uang," ungkapnya.

Dimakamkan Secara Massal

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, hingga Minggu (30/9) siang, tercatat 832 korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas