Benarkah Ade Irma Nasution Ditembak? Ini Kesaksian Anggota Cakrabirawa Penjemput AH Nasution
Nyaris seluruh rambutnya memutih. Tubuhnya tinggi kurus. Kulitnya penuh garis keriput. Tapi aura prajuritnya tak hilang.
Editor: Sugiyarto
Pintu rumah depan tak terkunci. Ia bersama dua anggota lain, Suparjo dan Hargiono menuju sebuah kamar tempat Nasution berada.
Sulemi mengetuk pintu kamar agar sang jenderal keluar. Nasution sempat membuka pintu sedikit, lalu menutupnya kembali dan menguncinya rapat.
"Saya ketuk. Kita dengan hormat. Tapi pintu ditutup kembali. Pengertian saya kalau begitu, dia sudah tahu apa yang mau kita lakukan," katanya.
Sulemi lantas memerintahkan dua anggotanya untuk membuka paksa pintu itu.
Keduanya menembaki kunci pintu mengunakan sten.
Tujuannya, pintu kamar terbuka sehingga mereka bisa masuk menemui jenderal.
Sulemi membantah terjadi konfrontasi langsung antara prajurit dengan putri AH Nasution, Ade Irma Nasution yang saat itu masih belia.
Terlebih anak itu bukan target mereka.
Jikapun peluru yang ditembakkan ke logam pintu itu meleset, lalu tanpa sengaja mengenai gadis kecil itu di dalam kamar, Sulemi tak mengetahuinya.
Kunci berhasil dirusak, pintu terbuka. Namun Nasution sudah tidak berada di kamar.
Ia berhasil lolos keluar kamar kemudian melompati pagar.
Suara tangis Ade Irma terdengar oleh prajurit saat meninggalkan kamar.
Tetapi Sulemi tak berpikir macam-macam. Ia menilai itu tangis wajar seorang bocah saat menghadapi situasi tegang.
Ia justru baru mengetahui kalau anak itu dikabarkan tertembak saat sudah meninggalkan rumah.
“Ini penyelewengan. Gila apa, anak kecil gak ngerti apa-apa ditembak. Segila-gilanya prajurit gak sampai begitu. Makanya saya tadi sudah sumpah, saya akan bertanggung jawab di hadapan Yang Maha Kuasa. Yang saya lihat dan lakukan, itu yang saya katakan," katanya. (*)