Listrik Masih Mati dan Bangunan Masih Rusak di Lapas Palu, Warga Binaan Lapor Sehari Sekali
Pegawai lapas yang berjaga di sana masih mengandalkan genset untuk penerangan seadanya dan alat pompa air
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh hari pascabencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, listrik belum menyala di Lapas Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (5/10/2018).
Pegawai lapas yang berjaga di sana masih mengandalkan genset untuk penerangan seadanya dan alat pompa air.
Baca: Menkopolhukam Dapat Instruksi dari Jokowi untuk Pulihkan Perekonomian di Palu
Meskibantuan logistik sudah mulai berdatangan, namun makanan yang ada di sana hanya berupa makanan kering dan makanan kemasan.
"Kami di sini kondisinya masih pakai genset di sini, air terbatas, makanan terbatas, banyak instannya, kue kering, kacang-kacangan, sachetan," kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Direktorat Jenderal Pemasayarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Ade Kusmanto saat dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (5/10/2018).
Ade mengatakan saat ini tidak ada satu pun dari 549 warga binaan yang seharusnya berada di lapas.
Para warga binaan hanya diwajibkan laporan setiap harinya.
"Yang sudah lapor setiap hari rata-rata-rata 130 orang, sisanya 419 orang belum melaporkan diri," kata Ade.
Alasan utama mereka tidak ditempatkan di sana adalah karena bangunan lapas yang belum bisa ditempati dan masih sering terjadi gempa susulan.
"Kalau di Lapas Palu itu hanya wajib lapor saja. Lapor pulang, lapor pulang. Karena kalau menginap tinggalnya di mana. Mau dibangun, kita masih harus menerima pernyataan resmi dari pemerintahan daerah. Karena di sini masih gempa," kata Ade.
Ade mendapat laporan, ada seorang pegawai Lapas Perempuan Palu yang meninggal karena tertindih reruntuhan bangunan.
"Pegawai Lapas Perempuan Palu tapi tidak sedang bertugas, sedang di luar. Meninggal, ditimpa reruntuhan bangunan," kata Ade.
Ade bersama 10 orang lain yang berangkat dari kantor Ditjen PAS Jakarta dan dipimpin oleh Sekretaris Ditjen PAS Liberty Sitinjak juga membawa sendiri air minum kemasan dan makanan untuk perbekalan.
Mereka menginap di tenda-tenda yang didirikan di halaman dan bangunan-bangunan yang masih bisa digunakan.