Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepatu Rajut Buatan Silvi Disukai Pasar Malaysia dan Italia

Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Imogiri, kondang sebagai sentra kerajinan batik khususnya di Bantul.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sepatu Rajut Buatan Silvi Disukai Pasar Malaysia dan Italia
Tribun Jogja/ Amalia Nurul Fathonaty
Silvi merapikan tatanan tas rajut di toko sekaligus rumahnya di Dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. 

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Imogiri, kondang sebagai sentra kerajinan batik khususnya di Bantul. Sebagian besar masyarakatnya secara turun temurun telah menekuni kerajinan batik.

Namun ternyata tak semua memilih membatik sebagai mata pencaharian mereka. Satu di antaranya Oryza Sativa Silviana (26), yang lebih memilih kerajinan rajut untuk ia tekuni.

Tak jauh dari Gazebo Batik Giriloyo, sebuah rumah mungil di tepi jalan, perempuan yang akrab disapa Silvi ini membuka toko kecil yang menjual berbagai tas dan sepatu rajut.

"Di sini (Giriloyo) memang turun temurun ada yang basic-nya batik. Ada juga yang basic-nya rajut," kata Silvi kepada Tribun Jogja akhir pekan lalu.

Namun Silvi lebih memilih untuk fokus di bidang rajut lantaran ibundanya menekuni rajut.

"Pertama kali sepatu rajut, itu ibu saya yang bikin. Lalu ibu saya ngajari tiga orang. Makin lama makin berkembang," jelasnya.

Silvi sendiri meski tak terlibat langsung dalam proses produksi rajut, ia mengaku banyak mengeksplor ide model tas atau sepatu rajut.

Berita Rekomendasi

"Saya banyak di idenya, suka cari-cari inspirasi buat model tas sama sepatu," jelasnya. Ia banyak melihat referensi di internet untuk model tas dan sepatu rajut. "Lihat gambar-gambar, yang booming saat ini apa, nanti dibantu karyawan buat bikinnya," sambungnya.

Soal produksi, kini Silvi dibantu 15 orang karyawannya. Proses produksinya pun dikerjakan di rumah masing-masing karyawannya. "Dibawa pulang ke rumah bikinnya. Tinggal ambil bahannya ke sini," jelasnya.

Untuk proses pengerjaan diakui Silvi tergantung kondisi masing-masing karyawannya. "Yang nggak punya tanggungan seperti momong anak, sehari bisa dua pasang (sepatu). Kalau punya tanggungan biasanya sepasang aja," tuturnya.

Selain sepatu rajut, untuk produksi tas rajut membutuhkan waktu satu hingga dua hari tergantung ukuran dan tingkat kesulitan. "Kalau tas yang gede ini lumayan lama," paparnya. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas