Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Permintaan Terakhir Satria Sebelum tewas Saat Menggagalkan Aksi Perampokan

Beberapa detik kemudian, teman –teman korban menyaksikan Satria sudah terkapar bersimbah darah.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Permintaan Terakhir Satria Sebelum tewas Saat Menggagalkan Aksi Perampokan
Sriwijaya Post/Leni Juwita
Kasat Reskrim Polres OKU AKP Alex Andriyan SKom (baju kaos hitam) saat minta izin kepada orang tua korban M Yunus (Baju kaos biru) dan Susi untuk autopsi Satria. (foto kanan) Suasana duka dirumah Satria (15) korban yang tewas ditembak perampok saat mencoba mengagalkan aksi enam kawanan rampok bersenpi di Lorong Ogan Kecamatan Baturaja Timur. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita

TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA-- Panah hasil karya M Yunus menjadi permintaan terakhir Satria (15) sebelum ajal menjemputnya.

Pelajar kelas III SLTP ini tewas saat mengagalkan aksi perampokan di Jalan KH Ahmad Dahlan Lorong Ogan Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Propinsi Sumatera Selatan Jumat (12/10/2018).

“Satria minta dibuatkan panah untuk menangkap ikan di Sungai Ogan , panahnya sudah selesai namun belum sempat dipakai," kata M Yunus dengan nada sedih mengenang permintaan puteranya sebelum meninggal.

Menurut Yunus, Satria merupakan anak yang rajin membantu orangtua.

Di usianya yang baru menginjak 15 tahun sudah mengerti tanggung jawab dan bekerja membantu orangtua mencari uang dengan cara bekerja di salah satu warung nasi goreng.

Kehidupan orangtuanya yang pas-pasan dengan pekerjaan ayahnya sebagai buruh bangunan membuat Satria terkadang sekolahnya menjadi tersendat-sendat karena keinginan Satria membantu orangtua.

Baca: Kento Momota Diduga Habiskan Malam dengan Yuki Fukushima, Terkuak Saat JADA Sidak Asrama

Berita Rekomendasi

Menurut M Yunus, dengan panah yang sudah jadi itu, Satria ingin menangkap ikan di Sungai Ogan karena sekarang sedang musim ikan, ikan-ikan hasil tangkapannya rencannaya akan dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Semasa hidupnya sangat prihatin, tinggal di rumah kecil yang dibangun bantaran Sungai Ogan Satria tetap semangat mambantu orangtua kerja serabutan seperti kerja paruh waktu di malam hari dengan menjadi pelayan di waurung nasi goreng.

Baca: KPU Targetkan Penyempurnaan DPT Selesai Pertengahan November

Bahkan malam sebelum meninggal Satria sempat memberikan uang hasil kerjanya sebagai pelayan di warung nasi goreng kepada ibunya, setelah itu dia keluar rumah karena ada tetangga yang akan mengadakan pesta.

Tetangga dan teman-teman korban memuji keberanian Satria, seperti dituturkan oleh salah seorang teman korban waktu kejadian itu mereka bertujuh sedang duduk-duduk di sekitar tenda hajatan pernikahan tetangga.

Tiba-tiba terdengar kegaduhan luar biasa yang membuat mereka takut, semua orang sudah tiarap karena ada orang tak dikenal mengacungkan senjata api jenis pistol sambil beteriak agar jangan ada yang bergerak.

Enam teman korban sudah tiarap kecuali Satria, di luar dugaan tiba-tiba Satria mengangkat kursi dan hendak memukul kepala salah seorang pelaku, namun tiba-tiba terdengar bunyi letusan yang membuat teman-teman korban menutup telinga ketakutan.

Beberapa detik kemudian, teman –teman korban menyaksikan Satria sudah terkapar bersimbah darah.

Baca: 10 Kecamatan di Bandung Berpotensi Ambles, Waspada Gempa Disusul Tanah Bergerak

Teman korban yang lain juga menuturkan, Satria memang anak pemberani dan waktu itu ada tiga motor masing-masing berboncengan, korban mengira motor ketiga yang mengacungkan senjata adalah petugas dari kepolisian. Itulah sebabnya Satria berinisatif membantu menghalangi pelaku yang akan kabur.

“Disangkonyo motor ketiga itu polisi yang sedang mengejar penjahat, makonyo dihadang oleh Satria,” tutur salah seorang teman korban seraya menambahkan ternyata motor ketiga yang memegang senjata api itu komplotan dari penjahat juga yang kemudian menembak korban.

Warga sekitar berharap ada kaum dermawan yang tersentuh hatinya membantu meringankan beban keluarganya khususnya ibu korban karena kehidupan keluarga korban memang sangat memprihatinkan.

“Mudah-mudahan ado yang tergerak membantu keluarga korban, karena Satria sudah mengorbankan nyawanya untuk membantu orang lain,” harap salah seorang ibu-ibu yang sedang melayat seraya menambahkan Satria termasuk pahlawan yang patut mendapat penghargaan karena sudah berkorban untuk membantu mengagalkan perampokan. (Leni Juwita)

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Berita OKU: Tewas Saat Gagalkan Aksi Perampokan, Ternyata Ini Permintaan Terakhir Satria,

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas