Kelompok Pemuda Desa Simbang Batang Sulap Limbah Drum jadi Furniture Multifungsi
Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya berkreasi dengan limbah-limbah drum bekas.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dina Indriani
TRIBUNNEWS.COM,BATANG - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya berkreasi dengan limbah-limbah drum bekas.
Limbah drum bekas ini disulap menjadi berbagai furniture menarik.
Para pengrajin ini tidak hanya membuat meja atau kursi namun juga lemari dan furniture lainnya.
Kreatifitas dan Inovatif para pemuda Desa Simbang, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah karena didasari kemahiran dalam mengelas.
Betapa tidak, sebagian besar warga Desa Simbang mempunyai usaha pengelasan.
Melihat potensi yang ada di desa, kemudian muncul ide untuk membuat program pemberdayaan pemuda untuk membuat sesuatu dari limbah yang dapat bermanfaat, unik, dan bernilai jual tinggi.
"Di desa kami memang banyak sekali jasa pengelasan dan sebagian besar pemuda bekerja sebagai pengelas, nah dari situ ada ide program pemberdayaan kemampuan mereka untuk berkreasi. Kebetulan juga limbah drum sangat mudah didapat di daerah kami, setiap satu minggu sekali pasti diluangkan waktu khusus untuk berkreasi, dan hasil pertama yaitu meja dan kursi dari drum yang ternyata cukup menarik," tutur Ketua KUB Sejahtera Jaya, Bachtiar, Kamis (25/10/2018).
Tak hanya itu, mereka terus berinovasi dari sekedar mencoba hingga benar-benar dipelajari otodidak dari video tutorial, yang menghasilkan inovasi-inovasi furniture menarik dan multifungsi.
"Yang khusus mendesain ada, namanya Panji biasanya dia berkreasi mendesain sendiri yang kemudian diaplikasikan ke bahan limbah drum nah itu tidak sekedar sebagai meja atau kursi saja tapi juga bisa jadi tempat penyimpanan, ya kami coba berusaha produk yang dibuat multifungsi," ujarnya.
Inovasi produk furniture dari limbah drum karya pemuda Desa Simbang berbeda dari yang lainnya karena setiap produk dibuat multifungsi kegunaannya.
Berbagai furniture menarik dan multifungsi tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta perset.
Potensi karya kreatif mereka pun ternyata dilirik oleh Camat Tulis, Wawan Nurdiansyah yang terkagum dan tertarik untuk kemudian dibawa dan dipamerkan dalam Batang Expo beberapa waktu lalu.
"Saya amati ternyata di sini ada kelompok pemuda yang kreatif, dari yang keseharian mereka bekerja sebagai tukang las kemudian mereka berkreasi dan ini sebagai potensi yang sangat bagus untuk diangkat, dan dikembangkan. Dari situ saya pilihlah kerajinan dari limbah drum ini untuk dipamerkan dalam Batang Expo," tuturnya kepada Tribunjateng.com.
Dikatakan Wawan, pihaknya akan terus mendorong kemampuan para pemuda Desa untuk terus membuat karya-karya yang unik dan menarik sehingga tidak hanya menjadi pekerjaan sampingan tetapi juga bisa menjadi pekerjaan utama membuat furniture unik.
"Tentu kesiapan mereka dalam menerima pesanan juga kita dorong, karena dari pameran Batang Expo kemarin juga alhamdulillah katanya banyak yang memesan, nah dari situ saya harap ini tidak hanya menjadi pekerjaan sampingan tapi bisa jadi pekerjaan utama dimana ekonomi kreatif itu bisa muncul dan mengangkat ekonomi masyarakat sekitar, itu juga sesuai dengan visi-misi Bupati dalam menumbuhkan seribu wirausaha baru," tungkasnya. (*)