Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenangan Adik Bersama Jannatun Sehari Sebelum Naik pesawat Lion Air yang Jatuh

Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi seorang korban pesawat Lion Air JT 610 atas nama Jannatun Cintya Dewi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kenangan Adik Bersama Jannatun Sehari Sebelum Naik pesawat Lion Air yang Jatuh
Surya
Tim Disaster Victim Investigation (DVI) RS Polri berhasil mengindentifikasi satu korban pesawat Lion Air JT 610. Korban bernama Jannatun Cintya Dewi, wanita kelahiran Sidoarjo, 12 September 1994. 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi seorang korban pesawat Lion Air JT 610 atas nama Jannatun Cintya Dewi.

Nadzir Ahmad Firdaus terakhir bertemu kakaknya, almarhum Jannatun Cintya Dewi, saat Hari Raya Idul Adha lalu. Namun, selama ini dia terus berkomunikasi dengan sang kakak meski sebatas lewat WA.

"Sehari sebelum kecelakaan itu juga masih WA sama kakak. Tapi dia tidak bilang kalau mau ke Pangkalpinang," ujar Nadzir saat ditemui di rumah duka di Dusun Prumpon, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/10/2018) malam.

Remaja 17 tahun tersebut sangat kehilangan sosok kakak. Selama ini dia sangat dekat dengan kakaknya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

"Kami cuma dua bersaudara, ya sangat dekat sekali," kata Nadzir kepada SuryaMalang.com.

Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Di Lokasi Penangkapan Udang

Baca: Pesan Terakhir Jannatun Cintya Dewi, Korban Pertama Lion Air yang Berhasil Diidentifikasi

Curhat dan berbagai hal biasa disampaikan Nadzir kepada sang kakak. Termasuk ketika ada masalah dan sebagainya, dia selalu berkomunikasi dengan almarhum.

Yang paling diingat Nadzir, kakaknya itu selalu berpesan agar dirinya selalu belajar sungguh-sungguh, dan giat dalam segala hal. Dengan kerja keras, apapun yang dicita-citakan akan bisa terwujud.

BERITA TERKAIT

"Kakak juga sangat dekat dengan keluarga. Semua dilakukannya demi keluarga," sambungnya lirih.

Jannatun Cintya Dewi adalah anak pertama dari pasangan suami istri Supriyadi (48) dan Sutiyem (45).

Baca: Bodi Besar Lion Air JT610 Terbenam Lumpur, Diduga Ada Korban

Sejak dua tahun lalu, remaja putri yang akrab dipanggil Yayas itu bekerja di Jakarta menjadi staf di Kementerian ESDM.

Keluarga mendapat kabar bahwa lulusan ITS Surabaya itu ikut menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion Air GT 610 dari pihak maskapai. Dan Senin pagi, dua Bambang dan istri dijemput pihak maskapai diajak ke Jakarta.

Sejak itu, setiap malam setelah Isya selalu digelar istighosah di rumah korban. Meski di sana hanya ada Nadzir didampingi famili dan beberapa kerabat.

Istighosah dimaksudkan agar nasib korban segera diketahui kepastiannya. Jika meninggal, diharap bisa segera ditemukan.

"Keluarga bersyukur, beberapa saat setelah istighosah tadi ada kabar bahwa korban yang sudah diketahui identitasnya adalah Yayas," ujar Mansur, paman Yayas.

Kabar itu diterima oleh Nadzir dari telpon ayahnya yang sedang di Jakarta. Kemudian dipastikan lagi dengan berita di tivi dan beberapa media online bahwa korban pertama yang dikenali adalah Yayas.

Dijadwalkan jenazah almarhum akan ditebarangkan dari Jakarta pada Kamis pagi. Dan selanjutnya, keluarga bakal langsung memakamkan almarhum di makam umum desa setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban.

Pegawai ESDM Jadi Korban Lion Air yang Pertama Teridentifikasi

Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi seorang korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh pada Senin 29 Oktober 2018.

Dilansir dari Tayangan KOMPAS TV pada Rabu 31 Oktober 2018, korban yang berhasil diidentifikasi itu bernama Jannatun Cintya Dewi (24).

Jannatun merupakan warga Desa Suruh RT 1 RW 1 Kecamatan Sukodono, Sidoarjo yang bekerja di staf kementerian ESDM.

Dilansir dari Tribunnews, Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Musyafak mengatakan 24 kantong jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 yang telah diserahkan ke RS Polri kini masih dilakukan pemeriksaan.

"Yang baru dikirim 24 kantong jenasah sampai saat ini masih di kamar pendingin rencana pagi ini langsung dilaksanakan pemeriksaan," ujar Musyafak di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018). (Suryamalang.com, M Taufik/Surya.co.id, Putra Dewangga Candra Seta)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas