Rekaman CCTV Ini Ungkap Rentetan Kematian Misterius Anak Sapi
Kamera CCTV ini merupakan tindak lanjut dari imbauan polisi untuk mengetahui apa di balik kasus kematian godel
Editor: Eko Sutriyanto
“Sedangkan saat dibuktikan berdasarkan rekaman CCTV, serangan terhadap anak sapi dilakukan secara bergerombol, jadi bekas gigitan itu banyak. Ada yang tergolong tajam ada yang tidak,” katanya.
Anjing liar memakan isi perut godel karena lebih mudah dirobek dibandingkan dengan bagian lainnya.
Di samping itu, jeroan sapi juga mengandung asam amino yang memang diperlukan bagi hewan karnivora.
“Sasaran pada anak sapi kemungkinan karena kebutuhan makanan di hutan sudah habis. Godel yang baru saja lahir dengan umur kisaran 15 hari masih berbau darah. Jadi mudah memancing hewan pemangsa,” jelasnya.
Berdasarkan data di kepolisian, hingga kini kasus kematian godel warga tercatat sebanyak 11 laporan.
Tujuh di antaranya terjadi di Desa Langgahan, dua di Desa Belancan, dan dua lainnya di Desa Bayung Cerik.
Kasus serupa juga terjadi di Payangan, Gianyar. Dikabarkan ada 14 godel yang mati dengan ciri isi perut hilang.
“Sebenarnya 12 ekor, namun satu ekor kematian anak sapi di Desa Mangguh, Kintamani tidak dilaporkan. Seluruh desa tersebut wilayahnya saling berdekatan. Sedangkan kawanan anjing liar ini bersembunyi di gua sekitar. Meski demikian, cukup sulit menemukan karena gua itu sempit dan sulit untuk masuk,” tutur Kompol Gunawan.
Polisi akan segera mengungkapkan rekaman ini pada masyarakat Desa Langgahan serta menjelaskan bahwa penyebab kematian godelmerupakan anjing liar.
Dengan ini tidak menimbulkan spekulasi beragam. Ia menegaskan rekaman CCTV itu tidak bisa dibohongi.
Pengungkapan bukti yang paling akurat adalah CCTV. Rekaman ini sekaligus menepis anggapan hal mistis yang selama ini dikait-kaitkan.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli untuk melakukan eliminasi. Anjing-anjing ini tidak ada pemiliknya dan bukan merupakan anjing khas Kintamani,” katanya.