Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bencana Banjir Landa Madina, 13 Kecamatan Terendam

Intensitas curah hujan tinggi sejak Rabu membuat sejumlah daerah di Kabupaten Mandailingnatal (Madina) terdampak banjir.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bencana Banjir Landa Madina, 13 Kecamatan Terendam
BPBD Madina
Ruas jalan yang menghubungkan Panyabungan-Kotanopan, Mandailingnatal, rusak akibat diterjang luapan air Sungai Batang Gadis, Kamis (8/11/2018). Kerusakan ini menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Padahal, jalur ini menghubungkan Sumut-Sumbar. 

TRIBUNNEWS.COM, MADINA -- Intensitas curah hujan tinggi sejak Rabu membuat sejumlah daerah di Kabupaten Mandailingnatal (Madina) terdampak bencana banjir.

Selain banjir, yang merendam sejumlah rumah warga, longsor juga terjadi di beberapa lokasi. Dampaknya, akses transportasi lumpuh.

Sebanyak 13 kecamatan di Madina terkena bencana banjir, sekitar 78 unit rumah hanyut atau hancur, dan 300 warga menjadi korban.

Di antaranya Kecamatan Linggabayu, Kecamatan Panyabungan, Kecamatan Kotanopan, Kecamatan Tambangan, Kecamatan Hutabargot, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kecamatan Batangnatal, Kecamatan Nagajuang dan Kecamatan Panyabungan Timur.

Sebagian warga mengungsi ke rumah saudara atau kerabat mereka, yang bebas banjir. Ada juga warga yang memilih mengungsi ke Gedung Serbaguna Panyabungan, Madina.

Satu di antara para pengungsi adalah Agus. Ia merupakan warga Kompleks Pinago, Kelurahan Pidoli, Kecamatan Panyabungan.

Rumah Agus, yang tak jauh dari aliran Sungai Batang Gadis, hanyut diterjang bencana banjir.

Berita Rekomendasi

Agus mengaku, dirinya selamat karena mengungsi sebelum banjir menerjang rumah mereka. Agus baru tahu rumahnya hanyut pada Kamis pagi.

"Saat ada tanda-tanda air naik, saya sama istri dan anak pergi keluar rumah. Baru tadi pagi tahu kalau rumah saya hanyut," kata Agus, Kamis.

Agus tidak sendiri. Berdasar informasi dari Kepala Pelaksana BPBD Madina Yasir, sekitar 300 hingga 400 warga dari 13 kecamatan turut terdampak banjir.

"Kira-kira untuk rumah ada 78 yang hanyut atau rusak. Kalau pengungsi sekitar 300 atau 400. Mereka kebanyakan masih dikondisikan di rumah keluarga, belum (ditempatkan di posko pengungsian) karena sulit ke sana mengingat banyaknya titik longsor di Batangnatal dan Linggabayu. Sekarang masih pengerjaan, baru beberapa titik yang selesai," kata Yasir.

Selain merendam dan menghayutkan puluhan rumah, bencana banjir juga merusak fasilitas umum. Misalnya, ruas jalan jalur Panyabungan-Kotanopan. Saat ini, sejumlah unit alat berat sudah diturunkan ke lokasi untuk proses perbaikan. Namun, hanya kendaraan tertentu yang bisa melintas. Jalan tersebut merupakan penghubung Sumut-Sumbar.

Baca: Dokter Suntik Bidan 56 Kali Hingga Sempoyongan di Rumah Kosong, 8 Fakta Ini Terungkap

"Masih dalam pengerjaan. Kendaraan kecil saja yang baru bisa lewat," kata Yasir. Ia menambahkan, pihaknya masih menanggulangi beberapa titik banjir serta longsor yang memutus akses sejumlah daerah di Mandailingnatal.

Namun, kata Yasir, hingga kemarin, belum memeroleh laporan ada korban meninggal. Sedangkan, kerugian materi sedang dalam pendataan. Hal sedana juga disampaikan Kapolres Mandailingnatal, AKBP Irsan Sinuhaji. Menurut Irsan, belum ada laporan korban meninggal akibat banjir dan longsor di Madina.

"Korban jiwa tidak ada. Untuk kerugian materi lagi didata," ujar Irsan. Ia mengimbau, warga yang bermukim di sekitar tebing dan sungai untuk selalu waspada. Ia juga meminta warga untuk menjauh dari sungai, ketika hujan mulai deras.

Ia menambahkan, luapan air Sungai Batang Gadis merusak ruas jalan utama, yang menghubungkan Panyabungan-Kotanopan. Kerusakan tersebut menyebabkan arus lalu lintas sempat lumpuh total.

"Kalau Kotanopan-Sumbar kayaknya tidak ada masalah. Yang terputus itu Panyabungan-Kotanopan dan sebaliknya. Tidak ada akses jalan lain. Masih putus, aspal tergerus air," ujar Irsan.

Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengaku, belum memeroleh informasi total jumlah warga yang mengungsi akibat banjir dan longsor di Madina. Ia menambahkan, sejumlah alat berat dari BPJN Wilayah 1 serta Dinas PU BM Sumut telah diarahkan ke lokasi longsor dan banjir.

"Masih didata (warga mengungsi), tapi sebagian mengungsi ke Gedung Serbaguna Panyabungan," kata Riadil.

Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Madina Sulpardi mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan korban banjir.

"Ini hujan deras terus mulai dari semalam. Banyak rumah yang terendam banjir dan ada juga yang hanyut," kata Sulpardi, Kamis.

Ia menambahkan, banjir paling parah terjadi di sembilan kecamatan. "Jadi banyak kecamatan yang belum bisa kita dapat datanya. Data yang diperoleh, banjir terparah merendam sembilan kecamatan, yakni Linggabayu, Panyabungan, Kotanopan, Tambangan, Hutabargot, Panyabungan Selatan, Batangnatal, Kecamatan Nagajuang, dan Panyabungan Timur," katanya.

Ruas jalan yang menghubungkan Panyabungan-Kotanopan, Mandailingnatal, rusak akibat diterjang luapan air Sungai Batang Gadis, Kamis (8/11/2018). Kerusakan ini menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Padahal, jalur ini menghubungkan Sumut-Sumbar.

Ia menambahkan, di Kecamatan Kotanopan bahkan jalan lintas Sumatera anjlok. Kecamatan Panyabungan Selatan terjadi tanah longsor hingga menutup akses jalan provinsi. Sedangkan di Kecamatan Batangbatal terjadi longsor dan banjir.

"Ada 18 titik longsor yang terjadi di Kabupaten Madina mulai dari Panyabungan hingga ke Batangnatal. Tim BPBD masih melakukan pendataan lebih lanjut," kata Sulpardi.

Alat Berat

Sebelas alat berat sudah diberangkatkan BPBD Sumut ke Madina. Kepala BPBD Sumut menyampaikan, bantuan alat berat tersebut berdasarkan perintah Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

"Sudah kita berangkatkan, 11 alat berat terkait bencana yang kembali terjadi di Madina," katanya melalui sambungan telepon seluler, kemarin.

Riadil mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus pada pembenahan atau cepat tanggap untuk mengalihkan alur lalu lintas, karena ada jembatan yang putus.

"Saat ini, kita sedang fokus menangani jalan dari jembatan Merah ke Kotanopan, Penyambungan putus total.

Tapi, sudah ada rekayasa lalu lintas yang dilakukan kepolisian di sana," ucapnya.

Menurutnya, lokasi terparah akibat banjir dan longsor berada di daerah Kecamatan Linggabayu. Puluhan rumah rusak, bahkan hanyut akibat bencana alam tersebut. Ia juga menyampaikan, ratusan masyarakat sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Linggabayu itu paling gawat. Puluhan rumah terkena dampak banjir. Ada yang hanyut dan rusak parah. Warga sudah dievakuasi dan ditempatkan di sekolah-sekolah dan bangunan serba guna. Beberapa warga pergi ke rumah saudara yang tidak terkenal dampak banjir," katanya.

Pemerintah pusat, melalui BPBD, sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak yang punya gawean terhadap jalan atau bantuan kesehatan kepada para korban bencana.

"Saya juga sudah koordinasi dengan Balai Jalan Nasional Pak Bambang Pardede, karena ada enam jalan rusak. Kemudian jalan provinsi ada lima yang rusak dan sudah koordinasi dengan dinas bina marga. Kami harap cepat terealisasikan semuanya," ujarnya. (nan/cr9/cr19)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Banjir Rendam 13 Kecamatan di Madina, Ratusan Warga Mengungsi ke Gedung Serbaguna,

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas