Sesar Saddang Diduga Pemicu Gempa Mamasa
Mamasa dilanda 12 kali Gempa pada Jumat (9/11/2018) yang diikuti Lombok Utara.
Penulis: Vebri
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Sepekan sudah Mamasa dilanda gempa tektonik.
Dari hasil data BMKG, jumlah gempa yang melanda Mamasa sejak 3 November - 9 November 2018 sebanyak 217 gempa.
Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringan Dini Tsunami BMKG mengatakan bahwa terjadi peningkatan aktifitas gempa.
"Jika jumlah gempa pada 3 hari pertama hanya sebanyak 31 gempa, maka pada 3 hari berikutnya aktivitas gempa melonjak drastis menjadi 116 gempa. Artinya dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa sangat signifikan," ujar Daryono dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com pada Jumat (9/11/2018).
Baca: Gempa Hari Ini - Mamasa Diguncang 12 Kali Gempa, Diikuti Lombok Utara dengan Magnitudo 3,4
Daryono menambahkan gempa di Mamasa memiliki kesesuaian dengan struktur Sesar Saddang.
"Ini merupakan fakta bahwa aktivitas gempa Mamasa berkaitan erat dengan reaktivasi Sesar Saddang," ungkapnya.
Sesar Saddang diketahui sebagai sesar aktif, namun sudah lama tidak memicu gempa signifikan.
Sesar Saddang dalam fase akumulasi stress dan sudah saatnya melepaskan energi yang diwujudkan dalam aktivitas gempa yang beruntun.
Mamasa merupakan perlintasan jalur Sesar Saddang berarah barah laut-tenggara, sehingga di segmen ini gempa Mamasa terjadi.
Sesar Saddang merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip).
Pada Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang melintas dari Pantai Mamuju, Sulawesi barat memotong diagonal melintasi Sulawesi Selatan bagian tengah, lalu ke Sulawesi bagian Selatan dan bersambung dengan Sesar Walanae.
Walaupun tidak ada kerusakan yang terjadi, masyarakat menjadi resah akibat aktivitas gempa yang sering terjadi.
(Tribunnews/Vebri)