Pengakuan Pak Guru Joko Susilo Terkait Video Dibully Siswa: Itu Hanya Candaan Tapi Kelewat Batas
Joko mengungkapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan sebuah candaan yang kelewat batas.
Editor: Dewi Agustina
Sementara itu, Joko berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Saya berharap dengan sangat dan meminta kepada seluruh murid bahwa kejadian atau guyonan tersebut tidak terulang kembali. Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat yang telah menonton video tersebut. Yang jelas tidak benar ada kekerasan dan pemukulan," kata dia.
Berikut kronologis candaan itu seperti yang tertera dalam Surat Pernyataan dari pihak SMK NU 03 Kaliwungu.
1. Hari Kamis, 8 November 2018, Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas X TKR mulai jam 4-8, pukul 09:15-13:20 adalah Gambar Teknik Otomotif yang diampu oleh Bapak Joko Susilo SPd.
2. Pada jam 13:00 menjelang berakhirnya jam pelajaran tersebut, anak-anak ramai bercanda, ada yang saling melempar kertas, dan salah satu kertas tersebut ada yang mengenai Pak Joko.
3. Selanjutnya Pak Joko meminta anak-anak untuk mengaku siapa yang melempar kertas tersebut.
Baca: SBY: Mangkraknya Kasus Hambalang Jangan Dikaitkan dengan Saya dan Partai Demokrat
Tidak ada anak yang mengaku, tetapi justru beberapa anak maju ke depan kelas untuk bercanda guyonan, dengan harapan agar Pak Joko tidak marah-marah.
Pada dasarnya, Pak Joko adalah guru yang suka bercanda dengan anak-anak pada saat pembelajaran.
Tindakan tersebut ditanggapi reaktif oleh Pak Joko dengan melakukan gerakan seperti orang yang akan berkelahi.
Sehingga membuat anak-anak semakin mendekati Pak Joko sambil tertawa-tawa menyentuh bagian tubuh Pak Joko.
Bagian inilah yang berkesan seolah-olah terjadi tindakan pemukulan dan pengeroyokan terhadap guru.
Setelah kejadian itu, pelajaran dilanjutkan kembali dan diakhiri dengan doa bersama.
Ini membuktikan bahwa peristiwa itu murni guyonan anak-anak dan tidak ada tindakan pemukulan terhadap guru.
4. Tentang video yang beredar, dari peristiwa guyonan tadi ternyata ada salah satu siswa yang merekam kemudian dimasukkan dalam story WA.