Tujuh Tahun Bertaruh Nyawa Demi Pasien di Kepulauan Meranti, Bidan Lesti Akhirnya Terima Penghargaan
Bahkan tak jarang ia merujuk pasiennya ke RSUD Tanjung Balai Karimun, Kepri dengan menumpangi kapal pompong.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNNEWS.COM, MERANTI -- Bertugas di daerah terpencil tak menjadi penghalang bagi sejumlah tenaga kesehatan untuk mengukir prestasi.
Lesti Rahmawati misalnya. Bidan yang bertugas Di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Topang, Kecamatan Rangsang ini membuktikan diri tetap bisa berinovasi dan berkreasi meski bertugas di pulau terpencil tersebut.
Di peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 54 ini, ia dinobatkan sebagai tenaga kesehatan teladan kategori paramedis oleh Pemkab Kepulauan Meranti.
Menjadi tenaga kesehatan teladan bukan hal yang mudah bagi Lesti.
Apalagi, daerah tugasnya minim infrastuktur dan geografis alam yang tidak mendukung.
Tak jarang ia harus mempertaruhkan nyawanya dalam menjalankan tugas sebagai bidan desa pulau tersendiri tersebut.
Saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com, Senin (12/11/2018) jebolan Akbid 2013 lalu ini mengungkapkan, hal yang paling sulit dalam ia bertugas ialah pada saat ia mengantarkan pasien rujukannya ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) lanjutan di Puskemas atau RSUD.
Tak ada sarana lain selain menggunakan transportasi laut.
Bahkan tak jarang ia merujuk pasiennya ke RSUD Tanjung Balai Karimun, Kepri dengan menumpangi kapal pompong.
"Tantangannya ombak tinggi, sementara kapal yang kami gunakan cuma kapal pompong berukuran kecil. Goncangannya cukup kuat ketika ombak tinggi," ujarnya.
Padahal bidan yang telah mengabdi sejak 7 tahun di Pulau Topang itu mengaku tidak bisa berenang.
Perjuangannya mengarungi laut dalam merujuk pasiennya tidak hanya pada saat mengantar ke Tanjung Balai Karimun saja, namun juga saat merujuk ke Puskemas Tanjung Samak dan RSDU Kabupaten Kepulauan Meranti.
Sebab, desa tempat Lesti bertugas berada di pulau tersendiri.
"Bagi saya ini adalah tantangan dalam bertugas. Semua profesi pasti memiliki risiko, namun semua akan lancar jika kita jalani dengan ikhlas," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul 7 Tahun Bertaruh Nyawa Demi Pasien di Kepulauan Meranti, Bidan Lesti Akhirnya Terima Penghargaan