Usai Tragedi KM Sinar Bangun Wisatawan Enggan Naik Kapal di Toba, Pengusaha Kapal 'Menjerit'
Ia mengatakan biasanya dalam seminggu ada satu atau dua kali rombongan wisatawan yang merental kapal.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Tommy Simatupang
TRIBUNNEWS.COM, PARAPAT - Romario Manurung Nakhoda Kapal Motor Toba Cruise 8 yang biasa berlayar di Perairan Danau Toba mengaku jumlah wisatawan minim usai tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Demikian disampaikan di sela kegiatan perlombaan kapal di Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin (12/11/2018).
Romario yang sudah menjadi nakhoda selama 10 tahun mengungkapkan tragedi yang menewaskan 164 penumpang ini membuat wisatawan takut menaiki kapal di Danau Toba.
Baca: Dokter Suntik Bidan 56 Kali Hingga Sempoyongan di Rumah Kosong, 8 Fakta Ini Terungkap
Ia mengatakan biasanya dalam seminggu ada satu atau dua kali rombongan wisatawan yang merental kapal.
Namun, saat ini hanya ada sekali atau dua kali sebulan.
"Berubah drastis semenjak tenggelamnya KM Sinar Bangun. Sepi sekali lah. Rejeki pun jadi berkurang," ujar bapak satu anak ini.
Romario menjelaskan akibat sepi, pihaknya kerap mengantar penumpang dengan rute dekat.
Padahal, kapal Toba Cruise 8 merupakan kapal wisata yang khusus untuk rombongan.
"Mau juga antar dekat. Karena sepi. Kami (Toba Cruise) ada delapan kapal. Karena sepi ganti-gantian untuk dapat job," ujarnya.
Senada dengan itu juga, nakhoda Kapal Solunta, Kosmos kesulitan mengais rejeki lagi.
Banyak wisatawan yang trauma untuk berkeliling Danau Toba menggunakan kapal.
"Kalau kami sudah sepi. Biasanya jelang-jelang Natal dan Tahun Baru banyak penumpang. Saat ini sedikit sekali,"ungkapnya.
Sebanyak 66 kapal dari lima daerah Kawasan Danau Toba mengikuti perlombaan keindahan, kelaikan, kebersihan dan keamanan di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (12/11/2018).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.