Remigo Berutu: Bupati Dari Keluarga Terpandang di Kabupaten Miskin
Pada usia 38 tahun, tahun 2007, ia sudah menjadi wakil bupati, dan tiga tahun kemudian, menduduki jabat bergengsi, bupati/kepala daerah
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- REMIGO Yolando Berutu, terbilang politisi berusia relatif muda, 49 tahun. Ia lahir di Medan, 6 September 1969.
Pada usia 38 tahun, tahun 2007, ia sudah menjadi wakil bupati, dan tiga tahun kemudian, menduduki jabat bergengsi, bupati/kepala daerah.
Remigo berada dan lingkungan keluarga yang kental praktik-praktik politik. Sebelum menjadi bupati pada Pilkada 2010, dan periode kedua pilkada 2015-2020, Remigo adalah wakil bupati Pakpak Bharat.
Ia naik menjadi wakil bupati, boleh dibilang, duduk secara tidak sengaja.
Bupati pertama hasil Pilkada 2005, yakni Muger Hery Immanuel Berutu meninggal setelah dua tahun menjabat.
Remigo menggantikan bupati pertama hasil pilkada Pakpak Bharat, Immanuel Berutu, abangnya, yang meninggal dunia akibat serangan jantung, Jumat 27 April 2007.
Sesuai prosedur dalam kepala daerah, Makmur Berasa, Wakil Bupati pasangan Immanuel Berutu pada Pilkada, naik status menjadi bupati.
Selanjutnya, Remigo Yolando Berutu, adik Imannuel, ditunjuk bupati definitif dan disahkan DPRD setempat untuk menjadi wakil bupati.
Pada Pilkada 2010, Remigo --sapaan Remigo Yolando Berutu, maju sebagai calon bupati berpasangan dengan Maju Ilyas Padang, dan memenangi pemilihan umum. Periode kedua, pada Pilkada 2015, pasangan ini kembali maju, dan menang.
Remigo, berasal dari keluarga terpandang di Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Dairi, daerah pegunungan kawasan Danau Toba di Sumatera Utara.
Remigo mempunyai keluarga tersohor. Mendiang Drs Valentin Berutu, ayahnya, mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XXVI (sekarang PTPN XII) Jember, Jawa Timur.
Mengikuti ayahnya yang sering berpindah domisili kerja, Remigo pun kerap berpindah dari satu kota ke kota lainnya.
Setelah lahir di Kota Medan, ikut ayah dan Make Kata R Purba, ibunya, Remigo menempuh pendidikan di SD Maria Fatima di Jember, tahun 1982.
Ia meneruskan pendidikan ke SMP Katolik Maria Fatima di Jember, tahun 1985. Bangku SMA ia tempuh di sekolah vaforit yakni SMA Negeri 5 di Bandung, tahun 1988.