Pipa Pertamina Bocor di Prabumulih, Ratusan Ribu Ikan di Kolam Ikan Mati Tercemar
Tidak hanya sumur, perkebunan dan lingkungan saja, limbah minyak mentah tersebut masuk ke kolam budidaya ikan milik warga
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PRABUMULIH - Warga Kelurahan Prabumulih, sejak beberapa Minggu terakhir ini tidak bisa memanfaatkan air sumur mereka, lantaran tercemar minyak mentah.
Penyebab pencemaran itu berasal dari pipa minyak SPU LIBA menuju PPP PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field yang mengalami kebocoran.
Tidak hanya sumur, perkebunan dan lingkungan saja, limbah minyak mentah tersebut masuk ke kolam budidaya ikan milik warga sehingga membuat ribuan ikan mati.
Warga menduga banyaknya minyak bocor di kawasan tersebut karena pipa yang telah mengalami korosi atau keropos disebabkan telah berusia puluhan tahun.
Akibat pencemaran itu, ribuan bibit ikan gurami dan Mas, Nila dan lainnya yang telah siap panen milik warga mati dan sang pemilik mengalami kerugian ratusan juta.
Akibat perisitiwa tersebut, warga kesulitan air bersih lantaran air sumur tak bisa digunakan seperti biasanya.
Sebagai langkah awal, Pertamina telah memberikan bantuan air bersih, namun hal itu tidak cukup membantu karena air diperlukan warga untuk aktifitas sehari-hari cukup banyak.
Bambang Sudianto, merupakan pemilik kolam sekaligus Ketua RT 03 RW 03 Kebun Duren Kelurahan Prabumulih Kecamatan Prabumulih mengaku kolam miliknya tercemar sekitar pukul 06.00.
"Waktu itu terdengar suara semburan cukup kuat di depan rumah dekat rel sekitar 15 meter. Lalu minyak mengalir ke kolam kami dan membuat ikan keracunan," katanya.
Bambang mengatakan, selanjutnya dirinya dibantu warga sekitar lalu menangkapi dan memilih ikan untuk diselamatkan, namun yang bisa terselamatkan hanya sedikit karena keburu mati.
"Banyak ikan mati, termasuk ikan milik saya ada empat kolam berisi 15 ribu bibit gurami yang baru dibeli dari Bogor tidak berhasil diselamatkan," katanya.
Sementara kolam lainnya, ungkap Bambang, ada yang berisi 300 ekor gurami usia 1-2 tahun dengan berat sekitar 1 kg per ekornya banyak yang mati.
Ditanya kerugian akibat perisitiwa itu, Bambang menjelaskan untuk dirinya sendiri kerugian ditaksir mencapai ratusan juta disebabkan tidak hanya empat kolam berisi ribuan ikan namun juga tanaman sayuran dan tanam tumbuh lainnya menjadi tercemar yang dipastikan akan mati.
Kerugian bisa dilihat sendiri, tidak hanya kolam namun seluruh yang ada di lingkungan tercemar. "Memang saat ini pertamina telah turun melakukan pembersihan bersama warga dan membantu air bersih," katanya.