Suara Dentuman dan Awan Panas Gunung Anak Krakatau Teramati dari Pos Pantau Rajabasa
Tercatat, Senin (24/12/2018), sempat teramati Gunung Anak Krakatau menyemburkan awan panas yang bergerak ke arah selatan.
Editor: Adi Suhendi
Alasannya, Pulau Sebesi adalah pulau berpenghuni terdekat dengan Gunung Anak Krakatau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi terus-menerus membuat warga semakin khawatir.
“Suara letusannya terus-menerus dan sangat kuat terdengar dari Pulau Sebesi,” kata Kasat Polairud Polres Lampung Selatan Iptu Yaya Sudrajat saat mengirim bantuan ke Pulau Sebesi, Selasa (25/12/2018).
Pasca terjadinya gelombang tsunami yang ditengarai akibat terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau, warga Pulau Sebesi memilih untuk mengungsi ke darat.
Baca: Dua Orang Guru dari Blitar dan Ponorogo Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jogja
Warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi dengan menggunakan kapal KN Jembio P.215 milik KPLP, Selasa (25/12/2018).
Namun, kepulan material dari aktivitas Gunung Anak Krakatau tidak terpantau karena tertutup awan mendung.
Gunung Anak Krakatau mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak Juni 2018 lalu.
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terus berfluktuasi dalam enam bulan terakhir.
Peningkatan aktivitas erupsi juga sempat terpantau tinggi pada September dan Oktober lalu.
Gelombang tsunami yang menghantam kawasan pesisir Lampung Selatan dan Anyer, Banten, Sabtu, 22 Desember 2018 malam lalu, ditengarai akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
Longsoran material ke laut itulah yang diduga menimbulkan gelombang tinggi.
Dievakuasi
Sebanyak 116 warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi ke darat dengan menggunakan Kapal KN Jembio P.215 milik KPLP, Selasa, 25 Desember 2018.
Selanjutnya mereka dibawa ke Pelabuhan BBJ Bakauheni.