Suara Dentuman dan Awan Panas Gunung Anak Krakatau Teramati dari Pos Pantau Rajabasa
Tercatat, Senin (24/12/2018), sempat teramati Gunung Anak Krakatau menyemburkan awan panas yang bergerak ke arah selatan.
Editor: Adi Suhendi
Warga yang dievakuasi tersebut terdiri dari 101 warga Pulau Sebesi dan 15 warga Pulau Sebuku.
Sementara korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke Puskesmas Rawat Inap Bakauheni untuk mendapatkan perawatan.
Baca: Ini Impian Andi Seventeen yang Belum Terwujud Sampai Ajal Menjemput
“Hari ini ada 116 warga dari Sebesi dan Sebuku yang kita evakuasi ke darat. Tim kembali akan ke Sebesi,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan Qorinilwan yang turut menjemput warga ke Pulau Sebesi.
Selain kapal milik KPLP, puluhan warga Pulau Sebesi lainnya dievakuasi dengan menggunakan kapal nelayan melalui Dermaga Canti.
Qorinilwan mengatakan, kerusakan akibat tsunami di kedua pulau itu tidak separah kawasan pesisir Rajabasa.
Namun, karena sempat terisolasi, warga kekurangan bahan makanan.
Hartono, nelayan Pulau Sebuku, mengaku saat tsunami menerjang, Sabtu, 22 Desember 2018 malam, ia sedang melaut.
Saat gelombang tsunami terjadi, ia terbawa ke tengah laut.
Setelah gelombang mereda, ia menepi dan mendapati kapal-kapal sudah berantakan di pantai.
“Kalau di Sebuku hanya ada satu pondok yang rusak. Yang lain tidak, karena cukup jauh dari pantai,” terangnya.
Hartono menambahkan, saat ini sebagian besar warga Pulau Sebuku telah mengungsi ke darat bersama keluarganya.
Dapat Bantuan
Kabar gembira untuk korban tsunami di Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung Selatan.
Bantuan untuk warga di Pulau Sebesi sudah mulai didistribusikan, Senin, 24 Desember 2018.