Tunggu Keputusan Pemerintah, Ribuan Warga Pulau Sebesi Masih Bertahan di Lokasi Pengungsian
Ribuan warga asal Pulau Sebesi dan Sebuku yang diungsikan ke lapangan tenis Indoor Kalianda masih bertahan karena menunggu keputusan pemerintah.
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga asal Pulau Sebesi dan Sebuku yang diungsikan ke lapangan tenis Indoor Kalianda masih bertahan.
Mereka bertahan hingga siang ini, pasca tsunami selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam silam.
Warga menunggu keputusan dari pemerintah Kabupaten Lampung Selatan terkait dengan waktu pemulangan kembali ke tempat asalnya di Pulau Sebesi dan Sebuku.
"Kita menunggu keputusan pemerintah. Jika memang kita sudah diperbolehkan untuk kembali, kita siap untuk kembali," kata Andi, seorang warga yang mengungsi, Senin (31/12/2018).
Baca: Polri Masih Operasikan Dapur Lapangan Untuk Pengungsi
Baca: Bupati Pandeglang: Kebutuhan Logistik untuk Pengungsi Tsunami Cukup untuk Tujuh Hari ke Depan
Dirinya mengatakan harapan warga mereka dapat segera kembali ke tempat asalnya di Pulau Sebesi dan memulai aktivitas seperti biasanya.
Apalagi anak-anak juga akan masuk sekolah.
Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui korlak tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda masih akan menunggu kondisi perkembangan dari aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK).
Ini sebagai pertimbangan untuk mengambil langkah, bisa memulangkan warga asal Pulau Sebesi dan Sebuku yang saat ini diungsikan di lapangan tenis Indoor Kalianda.
“Kita tidak bisa mengambil keputusan tergesa-gesa."
"Bisa saja saat ini kondisi GAK memang mulai turun. Tetapi ini kan belum stabil."
"Bisa saja sewaktu-waktu naik kembali,” terang I Ketut Sukerta kepala BPBD Lampung Selatan, Korlak Tanggap Darurat Kabupaten Lampung Selatan kepada Tribun Lampung.
Menurutnya, pemerintah daerah tidak akan mengambil resiko untuk memulangkan warga cepat-cepat.
Sebab, resiko tinggi akan kembali dengan adanya ancaman dari aktivitas erupsi GAK.
“Nanti kita pulangkan warga, tapi kemudian GAK kembali meningkat aktivitasnya kan percuma."
"Kita tunggu informasi dari Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM untuk kondisi GAK. Apakah sudah aman atau masih belum,” kata Ketut.