Warga Surabaya Sudah Jadi Tuan dan Nyonya di Kota Sendiri, Ini Indikatornya
Warga Kota Surabaya sudah menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Hal itu terungkap dari pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terus naik.
Editor: Sugiyarto
Dari sektor nonfasilitas tersebut, investasi yang terbesar adalah bidang pedagangan. Melingkupi perdagangan skala mikro, kecil, dan menangan.
Sektor ini menyumbang pertunbuhan investasi di Surabaya sebesar Rp 29 miliar.
Di nomor kedua, di bawah perdagangan yang penyumbang investasi terbesar Kota Surabaya adalah jasa konstruksi.
Pembangunan apartemen, hotel dan pelaksanaan konstruksi perkantoran di Surabaya juga menjadi penyumbang invenstasi yang besar.
"Dari sektor jasa konstruksi ini, nilai investasinya adalah mencapai Rp 22 trilliun. Di bawahnya baru di bidang perindustrian sebesar Rp 3,5 trilliun dan perhotelan sebesar Rp 1,49 trilliun. Dan di ke lima ada transportasi darat sebesar Rp 814 miliar," kata Nanis.
Pada 2019, menurut Nanis, investasi sektor pedagangan masih akan terus tumbuh. Begitu juga dengan sektor jasa konstruksi.
Kemudahan perizinan dan kepastian berusaha di Surabaya serta keamanan masih akan menjadi modal utama untuk menarik investor berinvestasi di Kota Pahlawan.
Dan yang terus didorong adalah untuk pengembangan usaha kecil menengah. Untuk kelompok ini, Pemkot Surabaya terus mempermudah perizinan usahanya agar masyarakat bisa berusaha dan memajukan ekonomi Kota Surabaya.
"Kami terus dorong agar usaha, investasi terus tumbuh di Surabaya. Untuk tahun 2018 saja usaha non fasilitas yang kita terbitkan perizinannya adalah sebesar 11.067 buah. Sedangkan untuk PMA ada 44 izin dan PMDN ada tiga izin yang kita terbitkan. Sektor usaha kecil perdagangan terus kita dorong," kata Nanis.