Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bajawa Dinilai jadi Kota Terkotor di NTT, Emanuel Kora Pertanyakan Aspek Penilaian

Bjawa dinilai menjadi satu di antara kota terkotor di NTT, Emanuel Kota pertanyakan aspek penilaian.

Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bajawa Dinilai jadi Kota Terkotor di NTT, Emanuel Kora Pertanyakan Aspek Penilaian
Pos Kupang/Teni Jenahas
Ilustrasi - Anggota Marriage Encounter (ME) Dekenat Kefamenanu saat bersih sampah di Taman Kota, Sabtu (5/8/2017). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngada, Emanuel Kora, S.Sos, M.Si, mengaku, Bajawa merupakan Kota terbersih sejak tahun 2013 di NTT.

"Penilaian kota terkotor di NTT oleh Kementerian Lingkungan Hidup itu apakah penilaian secara ril atau politik? Kota Bajawa sejak tahun 2013 hingga 2015 Kota terbersih se NTT. Itu disampaikan oleh Gubenur NTT waktu itu Frans Leburaya saat apel 17 Agustus 2013, Kota Bajawa terbersih di NTT," ujar Emanuel, saat dikonfirmasi POS KUPANG.COM, terkait predikat kota Bajawa merupakan satu diantara beberapa Kota terkotor oleh Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia (KLH), Selasa (15/1/2019).

Emanuel mengaku predikat Kota terbersih menurutnya sesuai kenyataan di lapangan. Dirinya sangat bangga sehingga sejak 2013 sampai 2019 ini pihaknya terus maksimal untuk menangani persoalan sampah di Kota Bajawa.

Ia mengaku para wisatawan dari luar negeri juga pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Kota Bajawa sangat bersih, indah, sejuk dan asri.

"Kalau memang itu penilaian terkait Adipura mungkin karena memang Ngada tidak dapat. Dan penilaian untuk mendapatkan Adipura memang sangat kompleks," ujarnya.

Ia mengatakan penangan sampah di Kota Bajawa sudah sangat maksimal. Sampah dirumah-rumah oleh warga disimpan di Tempat Penampung Sementara (TPS) dan oleh petugas menggunakan kendaraan operasional diangkut menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Manu Bara Desa Naru Kecamatan Bajawa.

Di Kota Bajawa ada 9 Kelurahan dan semuanya memiliki TPS dan sampah-sampah pasti selalu diangkut setiap hari.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan TPA di Kabupaten Ngada sudah ada sejak tahun 2017. Tahun 2018 sudah digunakan.

Produksi sampah setiap hari di Kota Bajawa itu sekitar 65 kubik. Karena memang padat penduduk.

"Di NTT yang memiliki incenerator itu untuk olah sampah hanya di Pemda Ngada. Kami di TPA juga lakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik. Semua sampah organik diolah menjadi pupuk organik sedang yang tidak bisa dioleh disimpan di TPA," ujar Emanuel.

BACA SELENGKAPNYA >>>

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas