Bupati dan Kapolres Mandailing Natal Akui Tidak Bisa Hentikan Aktivitas PETI, Ini Alasannya
Tambang-tambang itu murni dilakukan oleh masyarakat tanpa ada oknum tertentu di baliknya.
Editor: Eko Sutriyanto
Menurutnya, tambang itu murni milik masyarakat setempat.
Irsan juga mengatakan bahwa tambang itu sudah ada sejak dirinya belum menjabat Kapolres Mandailing Natal.
"Sudah lama sekali itu. Sementara asal tidak menggunakan zat mercury, mungkin kita awasi dulu. Masyarakat setempat cari makan, tapi perlahan kita sampaikan untuk tidak merusak alam," ujar Irsan.
Irsan enggan berspekulasi lebih dalam mengenai desas-desus adanya oknum pejabat daerah yang berada di balik aktivitas tersebut dengan modus memanfaatkan warga sekitar.
"Nanti saya check dulu," ujarnya.
Pemandangan yang terkesan memprihatikan terlihat di beberapa titik sepanjang aliran Sungai Batang Natal, Mandailing Natal.
Baca: Pihak Kampus Belum Beri Sanksi Kepada Dosen PTN Kupang yang Ketahuan Selingkuh
Derasnya deburan air sungai tersebut beradu nyaring dengan suara mesin-mesin dompeng pendulang emas.
Di aliran Sungai Batang Natal, terdapat puluhan tambang emas ilegal. Kemunculan para pendulang ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.
Namun pada perkembangannya, sekitar sejak lima tahun belakangan, pendulangan yang mulanya masih beroperasi secara tradisional kini sudah lebih modern.
Mereka kini cenderung menggunakan mesin 'dompeng' atau mesin pompa. Bahkan pada beberapa titik, terlihat bekas kerukan alat berat.
Untuk satu lubang tambang terlihat ada belasan hingga puluhan orang pekerja yang menggali pasir dan bebatuan kerikil.
Alhasil, selain menyebabkan lubang, air yang mengalir dari Sungai Batang Natal menjadi keruh. Belum lagi dari apsek lingkungan. Keberadaan tambang, apalagi tambang emas, diketahui memiliki efek terhadap lingkungan sekitar. Padahal, Sungai Batang Nataltermasuk jadi penopang kebutuhan hidup warga di sepanjang alirannya.
Beberapa pekerja tambang yang coba ditemui, Senin (14/1/2019), kompak menolak berkomentar dan menutup diri.
Mereka juga terlihat risih saat ditanya mengenai keberadaan tambang tempat mereka bekerja tersebut. Kedua lelaki ini, merupakan warga Kecamatan Batang Natal.
Amatan Tribun Medan, keberadaan tambang-tambang di aliran Sungai Batang Natal bahkan meliputi beberapa kecamatan seperti Lingga Bayu dan Batang Natal. (nan/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.