Kampanye Kiai Maruf Amin Sekaligus Pembuktian Diri Mampu Angkat Elektabilitas
pasangan calon harus memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk meningkatkan elektabilitas.
Editor: Sugiyarto
"Tolok ukur, pijakan, dan pondasinya harus berangkat dari kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi selama hampir lima tahun ini," ujarnya.
Kendati demikian, Ujang memberikan catatan, agar dalam menyampaikan narasi optimisme dan keberhasilan-keberhasilan Jokowi, Kia Ma'ruf haruslah menggunakan cara yang lebih soft.
Menurut Ujang, selama ini Kiai Ma'ruf sering membela keberhasilan kinerja Jokowi dengan cara yang kurang soft, sehingga dikutip oleh media dengan bahasa yang kurang halus pula.
"Tak jarang hal itu malah menjadi bahan bully-an, terutama oleh pendukung paslon sebelah," tutur dia.
Sementara terkait elektabilitas paslon 01 yang masih rendah di Jabar dan Banten, Ujang menyarankan agar pasangan itu lebih massif mendatangi masyarakat dengan membawa program yang langsung menyentuh.
"Tidak ada kata lain, selain door to door menyapa rakyat dengan lebih massif lagi."
"Paslon 01 tidak boleh hanya mengandalkan Jokowi untuk berkampanye."
"Kiai Ma’ruf harus lebih massif lagi."
"Rakyat Jabar dan Banten perlu sentuhan langsung dari Kiai ma’ruf," jelas Ujang.
Maksimalkan Jaringan NU
Selain dengan pendekatan keulamaan yang menjadi ciri khas kiai Ma’ruf, sambung Ujang, tentu harus dipadukan dengan pendekatan-pendekatan atau program-program yang menjamin kesejahteraan masyarakat.
Maka dengan itu, ucapnya, suara dengan sendirinya akan mengalir.
"Kiai Ma'ruf juga harus melakukan pendekatan rasionalitas."
"Semisal, jika mereka membutuhkan makanan, maka dalam tanda kutip, makanlah yang harus diberikan jangan memberikan yang lain," ucapnya.
Ia menambahkan, Kiai Ma'ruf adalah figur ulama besar Nahdlatul Ulama (NU).