Ratusan Warga di Kabupaten Sitaro Mengungsi Hindari Lava Panas Gunung Karangetang
Ratusan warga dua kampung di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengungsi untuk menghindari lava panas Gunung Karangetang.
Editor: Dewi Agustina
"Asap kebiruan condong dan menyebar di lereng bagian selatan tenggara tubuh gunung api," jelas dia.
Katanya, di kawah dua juga terlihat asap putih tipis sampai sedang tekanan gas lemah sampai sedang tinggi sekitar 50 - 100 meter.
"Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sering terdengar dan disertai hembusan asap putih kelabu tinggi sekitar 300 meter," jelas dia.
Ia mengatakan, secara kegempaan guguran terjadi 34 kali dengan amplitudo 3-12 mm dengan durasi 30-55 detik.
Hembusan terjadi 21 kali dengan amplitudo 6-54 mm, durasi 20-65 detik.
Vulkanik dangkal 2 kali, amplitudo 10-20 mm, berdurasi 5 detik. Tektonik jauh sekali dengan amplitudo 45 mm, S-P 26 detik, berdurasi 75 detik.
Tremor Menerus terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).
"Status gunung masih siaga atau level III," jelasnya.
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas pada radius 2,5 km dari kawah 2 ( utara ) dan perluasan ke sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Baratdaya sejauh 3 km.
Masyarakat diharapkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang selama musim hujan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar hujan dan banjir bandang, terutama di sepanjang bantaran kali Batuawang hingga ke pantai.
Namun lokasinya agak jauh dari kali Batuare dan Malebuh.
Artikel ini telah tayang di Tribunmanado.co.id dengan judul Gunung Karangetang Muntahkan Lava Panas ke Kali, Ratusan Warga di Sitaro Mengungsi