"Paniknya luar biasa waktu itu, sampai saya tidak pakai sandal dan langsung pulang ke rumah. Ketika sampai di rumah, saya sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi," ujarnya yang langsung menarik nafas panjang.

Baca: Aksi Warga Surabaya Sambut Sandi Sembari Meneriakkan Nama Jokowi Jangan Dianggap sebagai Intimidasi

Nuraini mengaku begitu terpukul dengan kejadian ini.

Berbagai kenangan bersama anaknya tersebut, masih terus terlintas dalam benaknya.

"Dia (PR) selalu bilang panggilannya Acu. Padahal maksudnya Aku. Sudah diajari, nak bukan Acu tapi Aku, tapi tetap dia mau bilangnya seperti itu. Jadi, setiap saya mau pergi, dia selalu bilang, jangan lupa ya bu, bawa makanan buat Acu. Lucu kalau ingatnya," ujarnya.

Meskipun berat, namun Nuraini mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya tersebut.

Dia mengatakan, apa yang terjadi pada anaknya adalah suatu kecelakaan yang berakibat hilangnya nyawa PR.

"Saat itu mungkin dia (PR) mau ke luar rumah, tapi lewat jendela. Mau bagiamana lagi, sudah takdir kami harus seperti ini. Saya sangat berharap, bisa ketemu sama dia, biarpun cuma lewat mimpi," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Bocah 2,5 Tahun Tewas Tergantung di Jendela, Putri Sudah Tiga Kali Ketahuan akan Lompat