Isak Tangis Keluarga Mengiringi Pemakaman Jenazah Robby Alhalim, Santri Korban Pengeroyokan
Pemakaman Jenazah Robby Alhalim (18), santri yang tewas akibat dikeroyok belasan rekannya, diiringi isak tangis keluarga.
Editor: Dewi Agustina
Jenazah Robby Alhalim digotong menggunakan keranda berbalut kain hitam, dari ruang autopsi ke mobil ambulans.
Sedangkan hasil autopsinya, pihak Polres Padang Panjang masih menunggu.
"Kalau hasil, menunggu dari dokter. Kita belum tahu hasilnya," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi kepada TribunPadang.com, Senin sore.
Hasil autopsi, kata Iptu Kalbert, sangat berguna dalam proses penyidikan.
"Nanti kabarnya akan saya sampaikan lebih lanjut," ujar dia.
Polres Padang Panjang juga telah berhasil mengungkap motif pengeroyokan santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di jalan lintas Padang Panjang – Bukittinggi.
Robby Alhalim sebagai korban, menghembuskan nafas terakhir pada Senin (18/2/2019) pagi, setelah koma di RSUP M Djamil Padang, selama sepekan.
Polres Padang Panjang sudah menetapkan 17 orang santri sebagai anak pelaku atau tersangka dalam kasus ini.
Para anak pelaku sudah dimintai keterangannya. Kesimpulan sementara, korban dikeroyok karena dituduh mengambil barang milik anak pelaku.
"Motifnya menurut keterangan saksi dan anak pelaku, bahwa korban sudah mengambil barang anak pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara.
Atas hal tersebut, anak pelaku merasa kesal dan akhirnya mengeroyok Robby Alhalim.
Polres Padang Panjang, kata Iptu Kalbert Jonaidi, masih terus mengembangkan kasus ini. Termasuk memeriksa pihak pondok pesantren tersebut.
"Pihak pesantren sebagai saksi dalam perkara ini, akan kami tindak lanjuti. Apakah ada kelalaian dari pihak pesantren, masih kita dalami," ujarnya.
Polres Padang Panjang tak menahan 17 anak pelaku pengeroyokan almarhum Robby Alhalim, santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, Tanah Datar, Sumatera Barat.