Keributan di Lapas Perempuan Denpasar Kadang Terjadi karena Hal Sepele, Penghuninya Jambak-jambakan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas IIA Denpasar mengalami over kapasitas. Kenyataan itu tak lepas tingginya angka kriminalitas di Bali.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas IIA Denpasar mengalami over kapasitas. Kenyataan itu tak lepas tingginya angka kriminalitas di Bali.
Berdasarkan data yang Tribun Bali himpun, Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar yang baru dibangun sendiri sejak 1 tahun lalu saat ini penghuni mencapai 224 orang atau warga binaan.
Jumlah kapasitas ideal lapas yang sebenarnya hanya dihuni hanya 120 orang. Dan mengalami over kapasitas sebanyak 104 orang.
Kalapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Lili mengakui saat ini Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar mengalami over kapasitas.
Baca: 17 Napi Lapas Rajabasa Dipindahkan ke Cipinang, Salah Satunya Terpidana Mati
"Di sini kan kapasitas kita isi 120 orang. Tapi diisi dengan 224 orang. Mau di manapun semua lapas pasti sama," kata Lili kepada Tribun Bali saat ditemui di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Kamis (21/2/2019).
Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar memiliki 16 blok sel tahanan yang saat ini rata-rata diisi oleh 15 hingga 22 warga binaan yang seharunya diisi dengan 10 warga binaan.
Akibat over kapasitas di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, pihaknya melakukan pengawasan yang lebih untuk meminimalisasi hal yang tidak diiinginkan.
Baca: Lapas Kerobokan Kirim 25 Orang Napi Ke Lapas Karangasem
"Kami petugas-petugas itu menjaga bagaimana caranya biar tidak berantem itu kami berikan pendekatan dan kasih sayanglah kepada mereka. Jadi itu yang kami khawatirkan kalau berantem, kalau rusuh, kita kan tidak ada kekuatan untuk itu."
"Bagaimana di dalam kita sibukkan mereka dengan binaan kita, kita beri kegiatan keagamaan. Kita sadarkan kesalahan mereka, tobat mereka. Kita beri kegiatan kemandirian juga."
"Jadi setiap pagi saya harus masuk ke kamar-kamar saya menyapa mereka menanyakan kabar dan berpesan untuk tidak berantem itu setiap hari saya lakukan," paparnya.
Selain itu, akibat over kapasitas tak jarang membuat para warga binaan Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar terjadi keributan di dalam lapas.
"Pasti ada warga binaan yang bandel. Namanya juga ngurusin orang yang bermasalah ya. Pasti ada pelanggaran. Namanya perempuan. Saat sedang masa sensitif emosinya lagi tinggi tidak bisa kita bendung. Tapi kita bisa mengingatkan dan mengingatkan,"
"Hal-hal kecil bisa saja berantem. Menurut kita hal yang tidak penting hanya omongan saja juga bisa berantem. Kemarin, hari Sabtu (16/2/2019) itu saya kan libur, itu juga sempat berantem. Saya ajak duduk mereka. Ya gara-gara omongan jadi tersinggung," ungkapnya.
Lili menambahkan, keributan yang paling parah yang terjadi di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar yakni saling jambak antar warga binaan.
"Kalau yang paling parah itu pernah saling jambak-jambakan. Hampir guling-gulingan. Sebenarnya masalah sepele hal-hal kecil. Ya kondisi kita di sini ya seperti itu lah. Bisa jadi karena over kapasitas juga. Kamarnya penuh misalnya akhirnya barangnya tergeser sedikit saja dia berkelahi," tambahnya.
Sementara, sebanyak 66 sipir dengan rincian 55 sipir wanita menjaga keamanan di dalam lapas dan 11 sipir lelaki bertugas menjaga di pemeriksaan Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar.(*)
Berita ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul "Kisah di Balik Lapas Perempuan Denpasar yang Over Kapasitas, Kalapas: Paling Parah Jambak-jambakan"