Gubernur Sulteng: Tidak Semua Lokasi di Palu Layak Dibangun Hunian Tetap
Dengan beberapa pertimbangan teknis tertulis, gubernur pun menetapkan lokasi relokasi untuk pembangunan huntap serta luasannya.
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola berpesan agar warga Palu tidak banyak memilih soal lokasi hunian tetap.
Menurutnya, korban yang rumahnya lenyap akibat bencana beberapa waktu lalu, tidak serta-merta mendapatkan hunian tetap di wilayah ia tinggal sebelumnya.
Pasalnya kata Logki, tidak semua lokasi di Kota Palu bisa dijadikan hunian tetap dengan alasan keamanan.
"Jadi tidak semua lokasi yang ada di Kota Palu ini memenuhi syarat untuk hunian tetap," kata Longki sat meresmikan hunian sementara di Kelurahan Mamboro, Palu Utara beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan Longki berdasarkan pemeriksaan oleh para ahli.
• Gubernur Sulawesi Tengah: Penerima Huntara Harus Memenuhi Syarat
Longki kemudian menyebutkan beberapa wilayah yang bisa dijadikan lokasi hunian tetap.
Diantaranya Kelurahan Tondo (Kecamatan Mantikolore), Kelurahan Talise (Kecamatan Mantikolore), Kelurahan Duyu (Kecamatan Tatanga), Kelurahan Balaroa (Kecamatan Palu Barat).
"Untuk huntap di Kelurahan Balaroa lokasinya di bagian atas," terang Longki.
Untuk itu kata Longki, Pemerintah Kota sudah menyiapkan masterplan untuk Kota Palu Baru.
"Sudah direncanakan lokasinya, mulai dari belakang Kampus Untad sampai di Kelurahan Talise," terang Longki.
• Batal Ditetapkan oleh Pemkot Palu, Data Pengungsi Tahap 3 Masih Divalidasi Kembali
"Insya allah di sana lah nanti rencana pemukiman tetap bagi masyarakat korban bencana di Kota Palu," tambahnya.
Untuk diketahui, sebelumnya telah diusulkan lokasi untuk hunian tetap bagi korban bencana di Sulawesi Tengah.
Ialah Desa Pombewe dan Oloboju, Kabupaten Sigi dan Kelurahan Duyu Kelurahan Tondo dan Talise, Kota Palu.